Copyright © ISLAMIND
Design by Dzignine
Senin, 12 Desember 2011

SYUKURI APA YANG ADAAAAA........


Mensyukuri dan mengakui nikmat Allah

A.  Wajibnya mengakui dan mensyukuri nikmat Allah.
Sesungguhnya bersyukur atas nikmat Allah adalah wajib. Adapun yang menunjukkan hal tersebut adalah firman Allah : " Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu[1], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. "(2/152).
          Dan firman Allah : "  Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah."(2/172)
          Dan Firman Allah : " karena itu, maka henaklah  Allah saja engkau sembah, dan hendaklah kamu termasuk orang orang yang bersyukur "(azzumar:66)
          Dan sabda Rosulullah "sesungguhnya Allah ridho kepada seorang yang apabila makan sesuatu makanan dia memuji Allah atas makanana itu, dan bila meminum suatu minuman lalu dia memuji Allah atas nikmat minuman itu"[2]
B.  Macam macam sikap manusia dalam menerima nikmat Allah dan ujian darinya.
Adapun sikap manusia dalam menerima nikmat Allah dan ujian dariNya ada tiga:
     i.    Bersyukur atas nikmat Allah. Namun golongan ini sangat sedikit jumlahnya. Sebagaimana firman Allah : dan sangat sedikit hamba hambaku yang pandai bersyukur".[3]
    ii.    Ada sebagian manusia ketika dalam kondisi sempit tunduk kepada Allah, selalu taubat dan menyeru kepadanya. Namun ketika diberikan nikmat mereka lupa kepada Allah, dan mereka berbuat perbuatan yang melampaui batas. Firman Allah : "Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru kami, Kemudian apabila kami berikan kepadanya nikmat dari kami ia berkata: "Sesungguhnya Aku diberi nikmat itu hanyalah Karena kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak Mengetahui.Sungguh orang-orang yang sebelum mereka (juga) Telah mengatakan itu pula, Maka tiadalah berguna bagi mereka apa yang dahulu mereka usahakan.[4]
Berkata ibnu katsir menafsirkan ayat ini "Allah memberi kabar bahwa manusia pada saat kesulitan, dia merendahkan diri pada Allah, bertaubat dan berdo'a kepdaNya. Kemudian jika Allah memberikan nikmat kepadanya. Dia melewati batas dan durhaka. Dan dia berkata. "sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku". Maksudnya karena Allah mengetahui bahwa aku berhak untuk diberi. Seandainya aku di sisi Allah bukan orang yang berhak. Niscaya Allah tidak akan memberikan kepadaku.![5]. berkata qotadah "karena kepintaranku, karena kebaikanku"[6].
          Allah berfirman "Dan jika kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari kami sesudah dia ditimpa kesusahan, Pastilah dia berkata: "Ini adalah hakku, dan Aku tidak yakin bahwa hari kiamat itu akan datang. dan jika Aku dikembalikan kepada Tuhanku Maka Sesungguhnya Aku akan memperoleh kebaikan pada sisiNya." Maka kami benar-benar akan memberitakan kepada orang-orang kafir apa yang Telah mereka kerjakan dan akan kami rasakan kepada mereka azab yang keras.(fushilat /50)
          Berkata ibnu katsir, 'jika didapatkan suatu kebaikan dan rizki setelah kondisi  yang sangat susah dia akan berkata. "ini adalah untukku, sungguh aku berhak untuk mendapatkannya di sisi Tuhanku"[7]
            Dalam menafsirkan ayat ini . mujahid mengatakan "ini adalah karena usahaku. Dan aku berhak dengannya" ibnu abbas mengatakan "maksudnya. Ini adalah dari diriku sendiri."
          Firman Allah, "(qorun) berkata, sesungguhnya aku diberi harta itu, hanyalah ilmu yang ada padaku." (al qhashas:78)
          Qotadah dalam menafsirkan ayat ini mengatakan , "karena pengatahuanku tentang cara cara berusaha," ahli tafsir lainnya, mengatakan "karena Allah mengetahui bahwa aku adalah yang patut untuk menerima harta kekayaan ini," inilah maksud dari kata kata Mujahid " aku diberi kekayaan ini atas kemuliyaanku"[8].
Beberapa faedah yang dapat diambil dari ayat diatas adalah:
a)    Wajibnya bersyukur atas nikmat Allah serta mengakui bahwa nikmat tersebut berasal dariNya saja.
b)   Haramnya ujub, dan terperdaya dengan kemampuan dan kekuatan .
c)    Wajibnya beriman dengan hari akhir
d)   Wajibnya takut akan adzab Allah.
e)   Ancaman bagi orang orang yang kufur dengan nikmat Allah.
  iii.    Ada sebagian manusia yang bersyukur dan puas ketika mendapat nikmat berupa kebaikan, namun ketika mendapat ujian berbalik arah.
Firman Allah," dan diantara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi, maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia tertimpa suatu cobaan, dia berbalik kebelakang, dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata." (al hajj-11)
  Maksud ayat ini adalah menerangkan kondisi orang yang beriman kepada Allah dengan iman yang tipis. Ketika mendapat kelaparan, dia masih beriman, namun ketika lenyap kelaparan itu dan berganti dengan kesempitan, segeralah dia kembali kepada kekafiran.[9]
C.  Rukun rukun syukur kepada Allah.
Rukun rukun syukur kepada Allah ada tiga :
*        Mengakui nikmat Allah dalam hati.
*        Menisbahkan nikmat tersebut kepada Allah dan memujiNya dengan lisan.
*        Menggunakan dalam hal yang dicintai dan diridhoi oleh Allah.
Berkata syaikh abdurrohman " dengan tiga rukun syukur yang tidak dapat tegak syukur itu kecuali dengannya, yaitu, mengakui nikmat tersebut dan menisbatkannya kepada yang memberi nikmat serta menggunakannya untuk hal yang dicintai."[10]
Berkata syaikh utsaimin "syukur nikmat mempunyai tiga rukun,
*        Mengakui nikmat tersebut dari (Allah dalam) hati.
*        Memuji Allah atas nikmat tersebut dengan lisan.
*        Mengamalkannya dengan anggota badan sesuai dengan keridhoaanNya.[11]"
Ibnu qoyyim berkata "syukur menurut asalnya adalah mengakui nikmat yang diberikan oleh Allah yang memberi nikmat dengan cara tunduk kepadaNya, merendahkan diri dan mencintaiNya. Barang siapa yang tidak mengetahui dari mana nikmat itu berasal, maka dia tidak akan mensyukurinya. Barang siapa yang mengetahuinya dan tidak mengetahui siapa yang memberinya, dia tidak termasuk yang mensyukurinya pula. Barang siapa yang mengetahui nikmat dan siapa yang memberinya, tetapi dia mengingkarinya seperti ingkarnya orang yang mengingkari Allah yang memberi nikmat. Maka dia telah kafir. Barang siapa yang mengetahui nimat dan mengetahui siapa yang memberi nikmat, mengakui dan tidak mengingkarinya, akan tetapi tidak tunduk kepadaNya atau ridho kepadaNya, dia tidak mensyukurinya. Barang siapa yang mengetahuinya dang mengetahui siapa yang memberi nikmat dan mengakui dan tunduk kepadaNya, mencintainya dan ridho kepadaNya. Dan menggunakannya dalam kecintaan dan ketaatan kepadaNya. Maka inilah yang disebut orang yang bersyukur. Maka, dalam syukur itu seharusnya ada pengetahuan dengan hati yang diikuti amal berdasarkan pengatahuan itu. Yaitu condong kepada Tuhan yang memberi nikmat, mencintaiNya dab tunduk kepadaNya[12].

D.  Penutup.
Segala puji hanya untuk Allah.
Referensi:
v  Shahih bukhari,muslim dan yang lain lainnya.
v  Tafsir qur'anul adhim
v  Tafsir as sa'di
v  Fathul madjid
v  Qoulu mufid.



[1] Maksudnya: Aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu
[2] riwayat muslim
[3] saba' :13
[4] azzumar 49-50
[5] tafsir qur'anul adhim IV/71.
[6]tafsir qur'anul adhim IV/71
[7]tafsir qur'anul adhimIV/126.lihat juga assa'di 752
[8] fathul madjid 527
[9] tafsir as sa'di 534-535
[10] fathul madjid 529
[11] qoulu mufid II/169
[12] fathul madjid 530

0 komentar:

Posting Komentar