Copyright © ISLAMIND
Design by Dzignine
Selasa, 13 Desember 2011

Manshur Bin Mu'tamir


 KISAH SERIAL TABI'IN
Manshur Bin Mu'tamir


NASAB DAN KETURUNAN :
Ayahnya : Al Mu'tamir bin 'Itab bin Abdulloh bin Rabi'ah atau Mu'tamir bin Itab bin Firqid as Sulami.
Berkata 'Ubaid Al Qosim bin Salam : Manshur adalah berasal dari Bani Nuhsah bin Sulaim keturunan (cucu) dari Abbas bin Rabi'ah As Sulamy.
Abu Ahmad Hakim : "Sungguh kakeknya (Abdulloh bin Rabi'ah as sulamy) pernah melihat nabi, adapun Manshur adalah seorang tabi'in. walaupun ia seorang tabi'iin ia tidak pernah meriwayatkan hadits dari para shahabat, ia hanya meriwayatkan hadits dari para tabi'in yang lainnya.

PERIWAYATAN DAN PENYAMPAIAN HADITS
Manshur meriwayatkan hadits dari kalangan tabi'in tidak ada periwayatan yang ia ambil dari sahabat. Adapun ia mengambil dari : Abi Wail, rabi'I bin hiras, ibrahim an nakho'I, khoitsimah bin Abdurrahman, hilal bin yasaf, zaid bin Wahb, Dzar bin Abdillah, Kuraib, Abi Dhuhae, Abu Sholih bin dzaam, Abi Hazim Al Asyja'I, sa'id bin Zubair, 'Amir Asy syi'bi, 'Abdulloh bin Murroh.
Banayak para tabi'ut tabi'in yang mengambil darinya diantaranya adalah : Husein bin Abdirrahman, Ayub As sahtiyani, Sulaiman Al A'Masy, Sulaimin At Taymi (mereka adalah para tabi'in), yang lainnya adalah : Ibrahim bin Adham, Fudhail bin 'Iyadh, asbat bin Nashr, Israil, ja'far bin Ziyad Al Ahmar, hasan bin sholih bin Hay, Sufyan bin 'Uyainah, abu 'Awabnah Al wadhah, Jarir bin Abdil Hamid, Salam bin Abi Muthi', Zaidah bin Qudamah, Mufadhdhal bin Muahalhal dan masih banyak yang lainnya.

KETSIQOHAN DAN HAFALAN HADITS
Seorang periwayat hadits pastilah ia dikenal dengan kekuatan hafalan haditsnya, akan tetapi diterima tidaknya periwayatan sesorang tidak hanya didasarkan keapada kekuatan hafalan saja, akan tetapi lebih dari itu dia juga harus tsiqoh dan bebas dari cacat. Sunguh agama ini dikuatkan dengan indahnya sanad yang bersambung.
Sosok manshur bin mu'tamir ini adalah salah satu dari para periwayat hadits yang ia telah berjasa didalam menyebarkan hadits rasululloh. Dengan kekuatan hafalan yang ia miliki ia telah menyelamatkan hadits – hadits rasululloh. Inilah komentar para 'ulama tentang kekuatan hafalannya :
·         Berkata 'Abdurrahman bin Mahdy : "Tidak ada seorangpun di Kufah yang banyak hafalan (hadits) dari pada Manshur.
·         Ibnu mahdi berkata : "Tidak ada di kufah orang yang tsiqoh kecuali terdapat pada empat orang : yaitu dimulai dari Manshur bin Mu'tamir, Abu Husen, Talhah bin Kuhail dan Amru bin Murroh. Dia menambahi : Manshur adalah yang paling tsiqoh diantara mereka.
·         Yahya Al Qohthon berkata : "Manshur adalah seorang yang bagus hafalan haditsnya.
·         Syarik bin Abdulloh : "Aku tidak meragukan sama sekali periwayatan hadits yang diriwayatakan dari Manshur.
·         Yahya bin Ma'in : "Manshur adalah sosok yang paling paham dalam masalah hokum".
·         Abu Nu'ain Al Mula'i : "beliau adalah sosok yang jujur tidak pernah bohong".
Bahkan tidak pernah dijumpai bahwa beliau menulis satu hadits, karenanya ia belajar dan menyampaikan hadits dengan hafalannya yang luar biasa. Dari Syu'bah : aku mendengar Manshur bin Mu'tamir berkata : Aku tidak pernah menulis hasits satupun, ditambah komentar Abdurrohman bin bin Mahdy : tidak ada orang yang lebih hafall qur'an dan hadits melebii manshur."


TAKUT KEPADA ALLAH
Apa gunanya seorang yang berilmu tinggi akan tetapi ia tidak bertambah takut kepada Allah. Tidaklah dikatakan seorang yang alim dengan banyak periwayatan hadits, akan tetapi seseorang itu dikatakan 'alim apabila ia dengan ilmunya bertambah takut kepada Allah. Firman Allah ta'ala : sesungguhnya yang paling takut dikalangan hambaku adalah para 'ulama.
Sosok Manshur bin mu'tamir ini pantaslah dijadikan qudwah didalam amalannya sehari-hari. Ia dikenal dengan ruhbanun fil lail wa asadun fin nahar (rahib tatkala malam tiba dan dan singa tatkala siang menggantikan malam). Karena didorong oleh rasa takutnya kepada Alla 'Azza wa Jalla selama 40 tahun ia tidak pernah meningalkan sholat malam. Berkata Kholaf bin Tamim, dari Zaidah : "sesungguhnya manshur selama 40 tahun tidak pernah meninggalkan shoum sunnah dan qiyamul lail".
Tidak hanya itu setiap malampun ia menangis sejadi-jadinya dihadapan rabil 'alamin seolah-olah ia baru saja membunuh seseorang. Maka dengan wajah keheranan pernah suatu ketika ibunya berkata kepada anaknya : "wahai anakku apakah kamu telah membunuh seseorang sehingga kamu menangis sedemikian rupa tatkala sholat?" Dia menjawab wahai ibu : "aku lebih tahu dosa yang telah aku perbuat".
 Sibuknya beliau bercengkrama dengan Allah tidak menghalanginya untuk memperbaiki hubungan dengan manusia. Sebuah sosok yang seimbang didalam berkehidupan. Seimbang didalam membagi waktu untuk Allah dan bermu'amalah dengan manusia lainnya. Berkata Kholaf bin Yamin : "ketika shubuh tiba……(setelah malamnya ia menangis dihadapan Allah) …..ia mencelaki matanya dan menyisir rambutnya lantas ia bermu'amalah dengan masyarakat lainnya.

IBADAH DAN SHOUM
Khusyu' adalah ruh didalam sholat, apa jadinya sholat yang dihadirkan untuk Allah, akan tetapi didalamnya rapuh tanpa adanya ruh. Khusyu' ini adalah perkara yang paling sulit dikerjakan bagi seorang hamba kecuali bagi mereka yang benar-benar takut kepada Allah Azza wa Jalla.
Dari Abu Ahwas, Anak perempuannya bertanya kepadanya : "Wahai ayah dimanakah batang pohon yang berada pada rumah itu (maksudnya : rumah Manshur)?". Ayahnya menjawab : "Wahai anakku itu bukanlah batang pohon, akan tetapi itu adalah Manshur bin Mu'tamir yang sedang sholat malam menghadap Rabbil 'alamin."
Abu Bakar bin Iyas berkata : "Aku melihat manshur apabila berdiri sholat dia mengikatkan jenggot didadanya".
Abdulloh bin Ajlah berkata : "aku berpendapat bahwa manshur adalah orang yang terbaik ketika sholat". وكان يخضب بالحناء
Dari al Ahnasy bahwa berkata Abu Bakar : "Kalau sekiranya kamu melihat Manshur bin Mu'tamir, Rabi' bin Rasyid, dan Ashim bin An Najd didalam perkara sholat, mereka semuanya meletakkan jenggotnya dia atas dada mereka (menunjukkan atas khusyu'nya mereka), dan mereka adalah orang yang terbaik didalam sholatnya.
Tidak hanya beliau rajin berqiamullail akan tetapi beliau juga rajin didalm mengerjakan puasa, bahkan selama 40 tahun beliau tidak pernah meninggalkan shoum sunnah. Abu bakar bin Iyas berkata : "Manshur adalah orang yang sering qiyamullail (qowwam) pada malam hari dan (showwam) orang yang sering puasa tatkala siang hari.
Berkata 'Ala' bin Salim : "Manshur sering sholat malam dihalamannya. Ketika beliau wafat. Ada anak yang bertanya kepada ibunya. "Dimanakah batang pohon yang berdiri dihalaman orang itu ?(maksudnya; rumah Manshur), berkata ibu tadi : "wahai anakku itu bukanlah batang pohon akan tetapi itu adalah manshur yang berdiri tatkala sholat malam".
Sufyan bin 'Uyainah berkata tatkala mengomentari Manshur bin Mu'tamir : كان عمش من البكاء yang artinya hampir-hampir penglihatannya kabur karena banyak menangis.
Abu Hatim Ar Razy ketika membandingkan antara Al A'masy dengan Manshur : "Al A'masy terkadang berbuat tadlis dalam hadits akan tetapi Manshur tidak pernah melakukannya dan ia lebih tsiqoh daripadanya".

WAFATNYA
Tahun 132 H. di tahun inilah Manshur bin Mu'tamir, Ishaq bin 'Abdulloh bin Abu Tholah, Shofwan bin Salim dan Abu Bakr bin 'Amru bin Hazm wafat. Semuanya wafat di Kota Madinah Al Munawwarah[1]

JIHADNYA
Sufyan bin 'Uyainah : "ketika manshur berada di kamp ia mengganti bajunya dengan baju perang untuk melakukan ribath".

KOMENTAR ULAMA
Diberitahukan dari "Abdulloh bin 'Adiy al Hafidz dari Abu Nu'aim al Fadhl bin 'Abdulloh bin Mukhlid dari muhammmad bin 'Ali berkata : berkata Mu'adz  dari Yasa' al Jarani : sesunggunya manshur bin Mu'tamir tidak pernah berkata-kata (bercakap-cakap) ba'da isya' selama 30 tahun.[2]
Diceritakan dari ibnu 'Uyainah ia bercerita : Aku melihat manshur bin mu'tamir didalmmimpiku, aku berkata kepadanya : apa yang dilakukan Allah terhadapmu ? hampir-hampir saja aku menumui Allah dengan amalan sebagaimana amalan nabi.[3]
Berkata Sufyan : "sesungguhnya Manshur berpuasa selama 60 tahun dan sholat tahajud pada malam harinya"[4]

REFERENSI :

1.    Siyar a'lam an nubala'
2.    Bidayah wan nihayah
3.    Tarikh jarhan
4.    Al muntadhom
5.    Tarikh kholifah


[1] تاريخ خليفة
[2] تاريخ جرحان
[3] المنتظم : 2- 446
[4] …..سواء.....

1 komentar: