Copyright © ISLAMIND
Design by Dzignine
Selasa, 13 Desember 2011

Al-A'masy

Kita akan membahas tentang biografi seorang ulama tabiin yang terkemuka dia adalah salah seorang ulama Kufah dan termasuk golongan tabi'in yang terakhir.
Dialah Sulaiman bin Mihran atau yang lebih dikenal dengan panggilan Al-A'masy dia adalah seseorang yang mempunyai kehormatan dan wawasan yang luas dan mempunyai kisah-kisah yang lucu dan menarik, dia  adalah salah seorang ulama yang ahli dalam Al-Quran maupun Al-Hadist dan seorang yang mendapat julukan Al-Mushaf karena kejujurannya, para ulama banyak menoreksi hafalannya pada beliau, seorang yang memang miskin harta dunia  tetapi kaya dengan ilmu pengetahuan.
Isa bin Yunus berkata kami belum pernah melihat orang-orang kaya dan para pejabat dalam majelis Al-A'masy yang lebih hina dari mereka, meski Al-A'masy sangat membutuhkan harta.[1]
Dalam menilainya Abu Nu'aim berkata diantara mereka ada seorang imam yang teguh perdiriannya seorang perawi dan ahli dalam memberikan fatwa.dia banyak mengamalkan ilmunya,sedikit pengharapan ,dan banyak beribadah kepada rabnya dan suka bergurau.dia adalah Al-A'masy[2]
Banyak ulama besar yang berguru kepadanya seperti Asy-Syu'bah,Sufyan Ats Tsaury, Sufyan bin 'Uyainah.dia merupakan orang yang paling tahu tentang hadist Abdullah bin Mas'ud,beliau pernah melihat sahabat Anas bin Malik akan tetapi beliau tidak meriwayatkannya darinya secara langsung (melalui perantara)[3]

Nama, Kelahiran dan Sifat-sifatnya
Namanya; Sulaiman bin Mihran Al-Hasadi Al-Kahali abu Muhammad Al-Kufi Al-Amasy, Kahil adalah Ibnu Asad bin Khuzaimah.
Beliau berasal dari daerah Ar-Rayi ada yang mengatakan bahwa beliau berasal dari daerah dilahirkan didesa tempat kelahiran keluarganya yang masuk wilayah Thabaristan pada tahun 61 H kemudian mereka pindah ke Kufah saat beliau masih kecil namun ada juga yang mengatakan dia ke Kufah saat ibunya mengandungnya.[4]
Sifat-sifatnya: dari Ibnu 'Uyainah bahwa Al-A'masy berkata tahukah kamu jika aku tidak belajar ilmu pengetahuan siapa yang mau datang kepadaku? Jika aku adalah seorang pedagang sayuran niscahya orang-orang sudah lari dariku dan tidak ada yang mau membeli daganganku.[5]

Sanjungan Ulama Terhadapnya
Ahmad bin Abdillah Al-Ajali berkata Al-A'masy adalah orang yang kokoh pendiriannya dan kuat hafalannya. Dia adalah juru bicara penduduk Kufah pada masanya,dan ada yang mengatakan bahwa ia menguasai empat ribu hadist akan tetapi tidak mempunyai kitab.Ahmad berkata dia sering  membaca Al-Quran,fasih dalam membacanya dan salah seorang yang pakar bidangnya.[6]
Berkata Abu Bakar bin 'Iyash dari Mughirah bahwa ketika Ibrahim meninggal maka kami merujuk kepada Al-A'masy dalam masalah Faraidh.[7]
Isa bin Yunus berkata aku belum pernah melihat orang yang seperti Al-A'masy aku juga belum pernah melihat orang-orang kaya yang lebih terhina di hadapannya , padahal dia adalah orang yang serba kekurangan dan membutuhkan.
Adz-Dzahabi berkata Al-A'masy adalah orang yang berjiwa mulia dan mau menerima apa adanya. Dia mendapat jatah dari baitul mal sebesar lima dinar setiap bulannya hak kepemlikan itu ditetapkan untuknya pada menjelang akir hidupnya.
Dari Ibnu 'Uyainah dia berkata Al-A'masy lebih mempunyai tempat di hati kaum muslimin karena ada empat hal : yaitu dia adalah orang yang paling fasih dalam membaca Al-Quran,paling banyak hafalan hadistnya, ahli dalam bidang Faraid dan beberapa keunggulan lainnya. Ahmad berkata Abu Ishaq dan Al-A'masy adalah dua tokoh penting penduduk Kufah.[8]
Dari Isa bin Yunus dia berkata aku belum pernah melihat orang yang seperti Al-A'masy pada zaman kami, tidak pula masa sebelum kami, aku sama sekali belum pernah melihat orang kaya dan para pemimpin yang terhina dalam majelis Al-A'masy padahal ia membutuhkan harta.
Dari Darar bin Shard dia berkata ilmu ini tidak ada kecuali pada orang-orang arab dan para pemimpin yang terhormat.kemudian salah seorang yang hadir dalam majelis itu berkata kepadanya sampai seberapa tingginya derajat Al-A'masy? Syarikh berkata ketika aku melihat Al-A'masy membawa daging Sufyan Ats-Tsauri berada di  samping kanannya dan Syarikh berada disamping kirinya kemudian kedua orang tersebut saling berebut untuk membawakan daging tersebut dari sini pasti aku tahu bahwa dia Al-A'masy  memang terhormat.
Al-Qasim bn Abdurrahman pernah berkata tidak ada seorangpun yang tahu tentang hadist Abdullah dari pada Al-A'masy.[9]
Berkata Ibnu Madani penjaga ilmu dari ummat Muhammad ada enam Amru bin Dinar di Mekkah, Az-Zuhri di Madinah, Abu Ishaq As-Sabi'I dan Al-A'masy di Kufah Qotadah dan Yahya bin Abi Katsir di Bashrah. Syu'bah berkata tidak ada orang  yang  membacakan hadist kepadaku seperti Al-A'masy.
Berkata Hasyim aku tidak melihat ada seorangpun di Kufah yang  lebih baik bacaannya tentang kitabullah selain Al-A'masy.[10]
Abdulllah bin Dawud Al-Kuraibi berkata aku pernah mendengar jika Asy-Syu'bah mendengar nama Al-A'masy maka dengan cepat ia akan berkata Al-Mushaf –Al-Mushaf (orang itu seperti mushaf).
Tetapi ada yang menyatakan bahwa Al-A'masy juga pernah melakukan tadlis seperti  perkataan Ahmad bin Hambal tentang Al-A'masy.
Umar bin Ali berkata Al-A'masy disebut dengan al mushaf karena kejujurannya.[11]


Ibadahnya
Waki' bin Al-Jarah berkata hampir selama tujuh puluh tahun Al-A'masy tidak pernah tertinggal dari takbiratul ihram pertama (melakukan shalat di awal waktu).
Abdullah Al-Khuraibi berkata tidak ada orang yang datang sesudah Al-A'masy yang lebih banyak ibadah darinya.[12]
Dari Abdurrazak dia berkata beberapa orang dari sahabat kami telah memberitahukan kepada kami " sesungguhnya Al-A'masy sering bangun tidur karena ada keperluan dia tidak menyentuh air akan tetapi meletakan tangannya pada dindng dan bertayamum kemudian tidur lagi lalu ada orang yang menayakan kebiasaan itu kepadanya dia berkata aku takut meninggal dunia dalam keadaan tidak bersuci.[13]
Dari Ibrahim bin Uru'rah dia berkata  aku pernah mendengar bahwa Yahya Al-Qahtan setiap disebutkan nama Al-A'masy maka dia akan berkata dia adalah ahli ibadah selalu menjaga shalat berjamaah dan berada pada barisan terdepan dia merupakan simbol dan contoh bagi umat islam dan dia selalu berusaha mendapatkan barisan terdepan.[14]
Dari Abu Nu'aim dia berkata Abdussalam berkata setiap berbicara Al-A'masy selalu tenang dan menghormati ilmu pengetahuan.[15]

Guru dan Murid-muridnya
      Beliau berguru kepada para ulama terkenal dan sangat banyak diantara guru-gurunya adalah Anas bin Malik tetapi beliau tidak meriwayatkan darinya secara langsung, diantara guru-gurunya yang lain adalah Abdullah bin Abi Aufa, Zaid bin Wahab, Abi Amru Asy-Syaibani, Qois bin Abi Hazim,Ismail bin Raja', Sa'ad bin Ubaidah, Abi Hazim Al-Asyja'I, Abi Sofyan Thalhah bin Nafi', Amir Asy-Syaibi, Ibrahim An-Nakha'I, Abdullah bin Marrah, Mujahid bin Jabr, Abdul 'Aziz bin Rafi' dan masih banyak guru-guru beliau yang lain
          Di samping itu beliau juga mempunyai murid-murid yang cukup banyak dan masyhur di antara mereka adalah Al-Hakim bin 'Utaibah, Abu Ishak As-Sabi'I, Suhai bin Abi Shalih, Muhammad bin Wasi', Jarir bin Hazim, Abu Bakar bin Ayyash, Syaiban An-Nahwi, Abdullah bin Idris, Ibnul Mubarak, Isa bin Yunus, Fudhail bin 'Iyadh, Al-Khuraibi, Hasyim, Abu Syihab Al-Hanath, Abu Nu'aim dan Abdullah bin Musa serta masih banyak murid-murid beliau yang menuntut ilmu dari beliau.

Sekelumit Tentang Kisah Lucunya
Adz-Dzahabi berkata disamping ketinggian ilmunya dan kemuliaannya dia adalah seorang yang lucu dan menyenangkan.
Al-'Amsy berkata, bahwa seekor kambing betina yang ada padaku menderita sakit. Khaitsaman bin Abdurrahman selalu mengunjungi kambing tersebut pagi dan sore.dan menanyakan kepadaku apakah cukup umpannya,dan bagaimanakah anak-anak dapat bersabar setelah mereka tidak dapat meminum susu kambing betina itu lagi. Dibawahku terdapat sehelai permadani dimana aku duduk beralaskan permadani tersebut. Maka apabila Khaistam bin Abdurrahman keluar ia berkata, "Ambillah apa yang terdapat dibawah permadani itu !" ia selalu meletakan uang pada permadani tersebut hingga ketika aku mengetahui penyakit kambing tersebut ia sudah memberiku uang lebih dari pada tiga ratus dinar. Sehingga aku berangan-angan sakiranya kambing tersebut tidak sembuh-sembuh.[16]
Ada yang mengatakan sesumgguhnya Al-A'masy mempunyai seorang anak yang cacat mental dia berkata kepadanya pergilah dan berikan aku tali untuk jemuran Si anak berkata Wahai ayah berapa panjangnya dia berkata sepuluh dzira (hasta) si anak kembali bertamya lebarnya berapa? Selebar musibah yang ditimpakan kepadaku dalam dirimu (yang cacat)[17]
Al-'Amasy mempunyai seorang tetangga yang ia selalu manawarkan kepadanya untuk berkunjung kerumahnya.
Tetangga itu mengatakan, "Jikalau engkau masuk kerumahku, maka engkau akan aku suguhkan sepotong  roti dan garam.
Dan Al-'Amasy selalu menolak tawaran tetangganya itu. Hingga suatu hari ia di tawari kembali untuk bertamu kerumahnya, pada saat itu kebetulan Al-'Amasy  sedang lapar maka ia menerima tawaran tersebut.
Ketika Al-'Amasy sudah masuk kerumah tersebut dan sepotong roti dan garam sudah berada dihadapannya. Datanglah seorang pengemis yang meminta makanan seraya mengatakan, "Wahai tuan rumah semoga anda mendapat berkah !
Pengemis tersebut terus meminta hingga ketiga kalinya tuan rumah tersebut bekata,"Pergilah atau  kalau tidak aku keluar dengan membawa tongkat untuk mengusirmu !
Lalu pengemis tersebut dipanggil oleh Al-A'masy seraya berkata, "Pergilah ! Kasihan engkau demi Allah belum pernah aku melihat orang yang lebih menepati janjinya selain orang ini, semenjak lama ia mengundang aku untuk memakan sepotong roti dan garam. Demi Allah ia tidak menambahkan sepotong roti dan garam itu untukku sedikitpun.[18] 

Beberapa Mutiara Perkataanya
Dari Hafsh bin Ghiyast dia berkata aku pernah mendengar Al-A'masy berkata ketika kematian menghampiri dirku dan kalaulah ia dapat aku temuka pasti akan aku beli.
Dari Al-Hasan bin Saleh dari Al-A'masy dia berkata bahwasannya kami ikut mengiring jenazah meski kami tidak tahu jenzah siapa ini hanya karena ikut berbela sungkawa bersama masyarakat
Dari Manshur bin Abi Al-Aswad dia berkata aku pernah bertanya kepada Al-A'masy tentang firman Allah:
y7Ï9ºxx.ur Ík<uqçR uÙ÷èt/ tûüÏHÍ>»©à9$# $KÒ÷èt/ $yJÎ/ (#qçR%x. tbqç7Å¡õ3tƒ ÇÊËÒÈ

  Dan Demikianlah kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan. (Al-An'am 129)
Apakah kamu belum pernah mendengar orang membaca ayat tersebut? orang itu menjawab aku hanya pernah mendengar mereka berkata jika orang-orang telah rusak maka mereka dipimpin oleh kejahatan mereka
Ada seserang yang berkata kepada Hafs bin Abi Hafs Al-Abar apakah kamu pernah melihat Al-A'masy? dia menjawab ya dan aku juga mendengar dia berkata sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat suatu kaum dengan ilmu dan Al-Quran dan menghinakan sebagian yang lain dengannya pula. Dan aku adalah termasuk orang yang dimuliakannya sebab ilmu. Kalau tidak tentu leherku sudah dikalungi dengungan cawan lalu aku beputaaar–putar dalam tempaan (besi) di Kufah.[19]

Meninggalnya
Dari Abu Bakar Ibnu Ayyash dia berkata aku mengujungi Al-A'masy ketika sakitnya yang menghantarkannya pada kematian kemudian aku berkata maukah anda aku panggilkan tabib? Dia berkata apa yang bisa dilakukan tabib itu? Kalaulah jiwaku masih bersama niscahya akan aku lempar dalam kobaran api. Jika aku meninggal dunia, maka janganlah kamu beritahukan kepada seorang pun dan pergilah dariku lalu lemparkan jasad ku dalam lubang kuburanku.[20]
Berkata Abu Nu'aim Al-A'masy meninggal dunia pada bulan Rabiul Awwal pada tahun 148 H
Adz-Dzahabi berkata mereka berkata Al-A'masy meninggal dunia pada bulan Rabiul Awwal tahun 148 H di Kufah bersamaan dengan meninggalnya itu  beberapa tokoh ulama yang lain juga meninggal dunia yaitu: Ja'far bin Muhamad Ash-Shadiq dari Madinah,beberapa ulama Mesir,Syakh Amir bin Haris, Syaikh Hims Muhammad bin Al-Walid Az-Zubaidi, Syaikh Wasith Al-Awwam bin Husyab dan hakim agung Kufah dan salah seorang ahli fikihmya Muhammad bin Abdirrahman Ibnu Abi Laila.[21]
Dari Jarir dia berkata setelah kematiannya aku pernah melihat Al-A'masy dalam mimpi lalu aku bertanya wahai Abu Muhammad bagaimana keadaanmu? Dia menjawab kami selamat dengan pengampunan Allah dan segala puji bagi Allah tuhan seru sekalian alam. [22]



Wallahu 'alam bish shawab



Referensi:

ü  Al-Quran Al-Karim
ü  Siyaru 'Alam An-Nubala juz 6 Imam Adz-Dzahabi Darul Fikr Beirut-Libanon 1996 M / 1417 H
ü  Tahdib At-Tahdib juz 4 Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani Dar Shadir Beirut-Libanon 1325 H
ü  Ihya 'Ulumu Ad-Diin Imam Al-Ghazaly
ü  Biografi 60 Ulama Salaf Syaikh Ahmad Farid Pustaka Al-Kautsar  Jakarta  2007 M



[1] Tahdib At-Tahdib
[2] Biografi 60 Ulama Salaf
[3] Tahdib At-Tahdib
[4] Siyaru  'Alam  An-Nubala
[5] Biografi 60 Ulama Salaf
[6] Biografi 60 Ulama Salaf
[7] Tahdib At-Tahdib
[8] Siyaru  'Alam  An-Nubala
[9] Biografi 60 Ulama Salaf
[10] Tahdib At-Tahdib
[11] Biografi 60 Ulama Salaf
[12] Siyaru  'Alam  An-Nubala
[13] Biografi 60 Ulama Salaf
[14] Siyaru  'Alam  An-Nubala
[15] Biografi 60 Ulama Salaf
[16] Ihya 'Ulumu Ad-Dien
[17] Biografi 60 Ulama Salaf
[18] Ihya 'Ulumu Ad-Dien
[19] Biografi 60 Ulama Salaf
[20] Biografi 60 Ulama Salaf
[21] Siyaru  'Alam  An-Nubala 6/245
[22]  Biografi 60 Ulama Salaf

0 komentar:

Posting Komentar