Copyright © ISLAMIND
Design by Dzignine
Senin, 12 Desember 2011

Sabbud Dahr (MENCACI WAKTU??)


SIAPA YANG MENCACI MAKI MASA (WAKTU)
MAKA DIA TELAH MENYAKITI ALLAH[1]

Menisbatkan Kehidupan Dan Kematian Kepada Waktu Atau Masa

Kehidupan dan kematian  semuanya diatur oleh yang maha besar, yaitu Allah, tiada satupun yang di alam ini kecuali Dialah yang mengaturnya. Adapun orang-orang Atheis, mereka menyakini bahwa kehidupan dan kematian itu terjadi karena factor alam, factor waktu atau masa. Sungguh pendapat mereka sangat lemah sekali, karena tidak didasari dengan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari sisi dalil naqli ataupun aqli.
Allah menerangkan keburukan perangai orang-orang kafir, yang menisbatkan kehidupan dan kematian kepada waktu atau masa, sebagaimana firmanNya : "dan mereka berkata kehidupan ini hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada  yang membinasakan kita selain masa, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai kemampuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja" ( Surat Al Jatsyiyah : 24)
Berkat Ibnu Katsir : Allah memberi kabar tentang pengingkaran orang-orang kafir dan orang-orang yang sejalan dengan mereka dari orang-orang musyrik Arab tentang hari kiamat. Dan mereka berkata : kehidupan ini hanyalah kedidupan di dunia saja, kita mati dan hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa, dan mereka sekali-kali sekali- tidak mempunyai kemampuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. ( Surat Al Jatsyiyah L 24)
Tidak ada lagi selain kehidupan di dunia ini, suatu kaum mati dan akan hidup kaum yang lain disana tidak ada hari lagi kembalI dan hari kiamat. Inilah perkataan orang-orang, musyrik arab yang mengingkari hari kiamat dan dan perkataan para filosof dari kalangan musyrikin, mereka mengingkari awal penciptaan dan kembalinya. Juga, ini perkataan –perkataan orang ahli filsafat Atheis yang mengingkari adanya pencipta. Meraka meyakini bahwa setiap 36.000 tahun segala sesuatu akan kembali seperti semula, dan mereka menyangka bahwa alam ini telah berulang kali proses tidak ada habisnya. Dengan demikian, mereka menolak logika yang benar dan mendustakan dalil. Untuk itu mereka mengatakan : "kita mati dan kita hidup dan tidak ada  yan membinasakan kita selain masa". Allah ta'la berfirman : dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuanm tentang itu, mereka  tidak lain hanyalah menduga-duga saja. Masksudnya mereka mengada dan mengkhayal.[2]
Berkata Syeikh Abdurrahman As Sa'di ketika menafsirkam ucapan orang yang mengingkari hari kebangkitan dalam ayat imi diatas. Tidaklah ia (kehidupan  dan kematian) itu kecuali hanya adat kebiasaan, perjalanan siang dan malam. Manusia akan mati dan akan akan hidup manusia yang lain, maka tidak ada yang mati dan kembali kehadapan Allah dan tidak ada pembalasan amal perbuatan [3]
Ayat ini menunjukkan adanya manusia yang menisbatkan kehidupan dan kematian kepada masa, dan tentunya dia akan mencaci masa ketika mendapatkan sesuatu yang tidak disukai.[4]


Larangan Mencaci Masa Atau  Waktu
Allah melarang hambanya untuk mencaci masa, karena barangsiapa yang mencaci masa sama halnya mencaci penciptanya, yaitu Allah.
Diriwayatkan dalam Shahih Bukhori dan Muslim dari Abi Huroiroh bahwa Nabi Muhammad bersabda : "manusia telah menyakiti Aku. Dia mencaci maki masa. Padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Akulah yang mengatur siang dan malam menjadi silih berganti" [5] .
Beberapa faidah yang dapat dimabil dari hadits ini  adalah :
1.     Haramnya mencaci masa atau  waktu
2.    Wajibnya iman kepada qodho dan takdir
3.    Bahwasanya waktu itu makhluk yang diatur
Dalam riwayat yang lain. "Janganlah seorang anak adam mengatakan, aduh celakalah masa, sesungguhnya Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku mengutus malam dan siang, maka jika berkehendak Aku dapat menggenggam keduanya[6].
Syaikh Salim Bin 'Ied Al Hilali menambah bahwasanya memaki masa tidak terlepas dari dua hal : syirik atau mencaci Allah. Sebab jika ia berkeyakinan bahwa masa juga menentukan di samping Allah, maka ia jatu (kedalam) syirik. Jika ia berkeyakinan bahwa hanya Allahlah yang menentukannya, lalu ia mencela ketentuan itu, berarti ia telah mencaci Allah
Imam Ibnu Qoyyim al jauziyah berkata dalam kitab zaadul ma'ad (II/354-355). Terangkum didalamnya tiga kerusakan :
1.     memaki sesuatu yang tidak layak dimaki. Sebab masa itu adalah makhluk ciptaan Alla yang selalu menuruti perintahNya, beralanmenurut kehendakNya. Sebenarnya, pencaci masa itulah yang lebih berhak dicaci dan dimaki
2.    memaki masa termasuk perbuatan syirik. Sebab ia beranggapan bahwa masa dapat memberikanmanfaat dan mudharat. Dan menurut mereka masa atau waktu adalah yang paling dzalim.
3.    mencaci masa berarti sama halnya denganmencaci Allah. Oleh karena itu ia dianggap telah menyakiti Allah.

Macam-Macam Mencaci Waktu Dan Hukum-Hukumnya
Syaikh Utsaimin menyebutkan macam-macam orang yang mencaci masa[7].
1.     Bermaksud pengabaran saja, tidak bermaksud mencela. Dan ini boleh hukumnya, misalnya seseorang mengatakan , Kita capek karena pnas ataudingin yang sangat pada hari ini."dan lain-lain. Hal ini sebagaimana ungkapan nabi luth : pada surat hud : 77.
Js9ur ôNuä!%y` $uZè=ßâ $WÛqä9 uäûÓÅ öNÍkÍ5 s-$|Êur öNÍkÍ5 %YæösŒ tA$s%ur #x»yd îPöqtƒ Ò=ŠÅÁtã ÇÐÐÈ

0 komentar:

Posting Komentar