Ada Apa Dengan Kepribadian Muslimah?
Asumsi - asumsi diatas menyebabkan timbulnya beragam sikap mengatasi realitas peran wanita kontemporer :
#) Satu pihak memandang bahwa sikap wanita yang berperasaan, dan lembut merupakan sisi kelemahan wanita itu sendiri , sehingga mereka berusaha merubah karakter dirinya menjadi wanita - wanita hiperegosentris , hipernarcis, ambisius dan bahkan menyerupai kaum laki-laki. Karena baginya sikap kewanitaan yang lembut, halus dan berperasaan dianggap akan merugikan peran dirinya di publik. Seperti apa yang dikatakan oleh Lever sifat feminim yang lebih dominasi kaum wanita justru dapat menghambat kehidupan professional para wanita. Bahkan Lawrence Kohlberg ahli psikologi menentukan kematangan kepribadian seseorang yang menggunakan standar maskulin dan kohlberg mengatakan bahwa sifat feminim adalah sifat inferior dari pada sifat maskulin , dan hal ini yang menyebabkan para feminis cenderung ingin melepaskan kualitas feminim yang melekat pada diri wanita. Para feminim beranggapan bahwa sifat maskulin mempunyai nilai tinggi, khususnya dalam hal pekerjaan publik pria saat ini.
#) Pihak yang lainnya berpandangan bahwa kelemah lembutan dan berperasaan merupakan potensi besar dan sarana Allah berikan pada wanita dalam membangun tatanan keluarga, masyarakat dan negara . Kelemah lembutan dan berperasaannya wanita merupakan kepribadian mandiri wanita yang membedakan dengan laki-laki. Dengan kepribadian inilah , wanita mempunyai tugas - tugas spesifik. Dengan perbedaan karakter wanita dan laki -laki seperti dijelaskan dalam QS Ali-Imran : 35 Tidaklah laki-laki itu sama dengan perempuan, dan ayat ini menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan akan mempunyai perlakuan yang berbeda dalam hal tertentu . Misalnya wanita saat haid tidak diperbolehkan sholat., harus menutup aurat dan sebagainya. Islam tidak menjadikan kaum laki - laki dengan tugasnya sebagai pemimpin lebih istimewa dibandingkan kaum perempuan, tapi Islam memandang bahwa kedua peran ini adalah satu-sama lain membangun keharmonisan hidup keluarga, masyarakat dan negara. Bukan berarti perbedaan tugas, tataran fisik dan perbedaan karakteristiknya yang membuat laki-laki menjadi berkedudukan tinggi dibandingkan dengan perempuan, begitupula sebaliknya, melainkan kualitas ketaqwaannya. Qs. A- Hujurat : "Sesungguhnya bahwa yang paling mulia diantara kalian disisi Allah adalah yang paling takwa .". Barang siapa yang beramal shaleh , apakah laki-laki atau perempuan , dan beriman , maka niscaya akan kami hidupkan ia dengan kehidupan yang sangat baik."(QS. Al-Nahl 97)
Allah menciptakan wanita dan memberikan kekhususan yang membedakan antara laki - laki dengan perempuan. Dan sebagai wanita mempunyai kewajiban untuk memelihara kekhususan dan menjaga perbedaan tersebut. Suatu kesalahan apabila seorang wanita menghilangkan sifat - sifat kekhususannya dan meniru sifat laki-laki yang dijadikan kepribadian khususnya. Perbuatan menyerupai laki-laki satu sisi sama artinya dengan menodai ciptaan Allah, dan sisi lain mengesankan adanya perasaan minder atau merasa dirinya kurang. Sebaliknya mempertahankan keistimewaan dan kekhususan pribadi wanita berarti mendukung supaya mampu menunaikan tanggung jawabnya yang utama. Yaitu sebagai seorang ibu, dan istri di rumah suaminya. Ibnu Abbas r.a. berkata : " Nabi Saw mengutuk laki-laki kebanci-bancian dan wanita yang kelaki-lakian." ( HR. Bukhari)
Kekhususan fitriah wanita hanya akan tetap dan mantap jika mereka menjalankan fungsinya secara kongkrit di dalam kehidupannya. Jika tidak hal tidak dilaksanakan , satu jenis menjalankan jenis yang lain atau lebih banyak menjalankan fungsi jenis yang lainnya. Maka dia akan mengembangkan dua khususan dalam dirinya yakni pribadi laki-laki dan wanita, dan dalam waktu yang lama dia akan menghilangkan sifat-sifat khusus kewanitaanya. Dia tidak akan menjadi jenis wanita yang sejati dan tidak akan bisa menjadi laki-laki. Dia akan menjadi wanita yang tak jelas identitasnya dan terdapat ajang pertarungan antara sisa fitrahnya disatu sisi dan cirri-ciri lawan jenis yang melekat pada dirinya di sisi lain.
Akibatnya fungsi keluarga dan masyarakat tidak akan berjalan menurut jalur benar karena hilangnya fungsi kelembutan dan kehalusan seorang wanita yang dijadikan oleh Allah SWT sebagai sumber ketenangan bagi suaminya, atau karena hilangnya fungsi yang sulit dan benar , yaitu tugas mengandung anak, menyusui dan memeliharanya
yang lembut yang di sukai....
BalasHapussalam santun senyumku dakwahku