Copyright © ISLAMIND
Design by Dzignine
Kamis, 15 Desember 2011

Bagaimana cara bersuci dari haid atau junub ?


Bagaimana cara bersuci dari haid atau junub ?

Cara mandi bagi wanita yang sudah selesai haidnya atau telah berjunub adalah sama dengan cara laki-laki mandi junub, hanya bagi wanita tidak wajib atasnya untuk melepas ikatan atau kepangan (jalinan) rambutnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ummu Salamah t berikut ini:

Seorang wanita berkata kepada Rasulallah r : "Sesungguhnya aku adalah seorang wanita yang mengikat rambut kepalaku. Apakah aku (harus) membuka ikatan rambutku untuk mandi janabat ?" Rasulallah r menjawab: "Sungguh cukup bagimu menuangkan (mengguyur) atas kepalamu tiga kali tuangan dengan air kemudian  engkau siram seluruh badanmu, maka sungguh (dengan berbuat dmeikian) engkau telah bersuci". (HR. Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi dan dia berkata hadits ini hasan shahih).
Dalam riwayat Muslim hadits ini dari jalan Abdurrazak dengan lafadz:

Apakah aku (harus) melepaskannya (ikatan rambutku) untuk mandi haid dan mandi janabat ?

Disunnahkan bagi wanita apabila mandi dari haid atau nipas untuk memakai kapas yang ditaruh padanya minyak wangi lalu digunakan untuk membersihkan bekas darah atar tidak meninggalkan bau. Hal ini diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh 'Aisyah t:

Bahwasanya Asma' binti Yazid bertanya kepada Nabi r tentang mandi haid. Maka beliau r bersabda: "(hendaklah) salah seorang dari kalian memakai air yang dicampur dengan daun bidara (wewangian), kemudian  dia bersuci dengannya lalu berwudhu dan memperbaiki wudhunya. Kemudian  dia siramkan air diatas kepalanya dan memijitnya/menggosokkan seluruh bagian kepalanya. Lalu dia siramkan air itu keseluruh tubuhnya setelah itu (hendaklah) dia mengambil kapas atau kain yang telah diberi minyak wangi) kemudian  dia bersuci dengannya". (HR. al Jama'ah kecuali Tirmidzi).

Tidaklah mandi haid atau pun junub dinamakan mandi syar'i, kecuali dengan dua hal:
1. Niat. Karena dengan niat terbedakan antara kebiasaan dengan ibadah, dalilnya hadits Umar bin Khottob t:

bahwasanya Rasulallah r bersabda: "Sesungguhnya  amalan itu tergantung niatnya". (HR. al Jama'ah).
Maknanya adalah bahwa sahnya amalan itu dengan niat, amal tanpa niat tidak dianggap syar'i. yang perlu diingat bahwa niat adalah amalan hati bukan amalan lisan jadi tidak perlu diucapkan.
2. membersihkan seluruh tubuh (anggota badan) dengan air (mandi) dalam mengamalkan firman Allah I:

dan apabila kalian junub maka mandilah. (Qs. Al Maidah:6)

mereka bertanya kepadamu tentang haid, katakanlah haid itu kotoran (yang menyakitkan) maka dari itu jauhkanlah diri kalian dari wanita (istri) yang sedang haid dan janganlah kalian mendekati mereka, sampai mereka bersuci (mandi)". (Qs. Al Baqarah:222).

Adapun tata cara yang  disunnahkan oleh Rasulallah r adalah:
1. mencuci kedua tangan sekali, dua kali atau tiga kali.
2. mencuci kemaluan dengan tangan kiri, setelah itu tangan yang bekas mencuci kemaluan tersebut digosokkan ke bumi.
3. berwudhu seperti wudhunya orang yang mau shalat. Boleh mengakhirkan kedua kaki (dalam berwudhu tidak mencuci kedua kaki) sampai mandi selesai kemudian mencuci kedua kaki.
4. membasahi kepala sampai pangkal rambut dengan menyela-nyela rambut dnegan jemari.
5. menuangkan air diatas kepala sebanyak tiga kali.
6. menyiram seluruh tubuh, dimulai dengan bagian kanan tuuh lalu bagian kiri sambil membersihkan kedua ketiak, telinga bagian dalam, pusar dan jari-jari kaki serta menggosokkan bagian tubuh yang mungkin digosok.
7. selesai mandi, mencuci kedua kaki bagi yang mengakhirkannya (tidak mencucinya tatkala melakukan wudhu').
8. membersihkan/mengeringkan air yang ada dibadan dengan tangan (dan boleh dengan handuk/kain).

Tata cara mandi seperti diatas sesuai dengan hadits Nabi r :

Dari 'Aisyah t bahwasanya Nabi r apabila mandi dari junub beliau memulai dnegan mencuci kedua tangannya, lalu beliau mengambil air dengan tangan kanan kemudian dituangkan atas tangan kirinya (yang) beliau gunakan untuk mencuci kemaluannya. Kemudian beliau berwudhu seperti wudhunya orang yang mau shalat. Selesai itu beliau mengambil air dan menuangkannya di kepalanya sambil memasukkan jari-jemarinya ke pangkal rambutnya hingga beliau mengetahui bahwasanya beliau telah membersihkan kepalanya dengan tiga kali siraman air, kemudian menyiram seluruh badannya". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari 'Aisyah t berkata: "Adalah Rasulallah r apabila mandi janabat beliau meminta air, kemudian beliau mengambil dengan telapak tangannya dan memulai (mencuci) bagian kanan kepalanya lalu bagian kirinya. Setelah itu beliau mengambil air dengan kedua telapak tangannya lalu beliau balikkan (tumpahkan) diatas kepalanya". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Maimunah t, berkata: "Aku meletakkan air untuk mandi nabi r kemudian beliau menuangkan atas kedua tangannya dan mencuci dua atau tiga kali, lalu beliau menuangkan dengan tangan kanannya atas tangan kirinya dan mencuci kemaluannya (dengan tangan kiri), setelah itu beliau gosokkan tangan kirinya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur, memasukkan air kedalam hidung dan menyemburkannya, lal mencuci wajah dan kedua tangannya kemudian mencuci kepala tiga kali dan menyiram seluruh badannya. Selesai itu beliau menjauh dari tempat mandinya lalu mencuci kedua kakinya. Berkata Maimunah: maka aku berikan padanya secarik kain akan tetapi beliau tidak menginginkannya dan tetaplah beliau mengeringkan air (yang ada dibadannya) dengan tangannya". (HR. Al Jama'ah)

Cara mandi di atas merupakan cara mandi wajib yang sempurna yang seharusnya dilakukan oleh setiap muslim dalam rangka mengikuti Rasulallah r.
Perlu diketahui bahwa untuk mandi besar ada dua sifat:
1. mandi sempurna dengan menggunakan cara-cara diatas.
2. mandi biasa yaitu mandi yang hanya melakukan hal yang wajib saja tanpa melakukan sunnahnya, dalilnya keumuman ayat dalam surat al Baqarah :222.
"Janganlah kalian dekati mereka (wanita haid) sampai mereka bersuci (mandi) dan apabila mereka telah mandi ……. ".

"Dan apabila kalian junub maka bersucilah (mandilah)

0 komentar:

Posting Komentar