ROBI'AH BIN ABI ABDIRRAHMAN
Bergelar Ar-Ro’yi, mempunyai kekuatan berfikir yang cemerlang
Biografi
Beliau adalah Abu Utsman bin Abu Abdurrahman Al-Farrukh Al-Qursiy At-Taimiy.Beliau adalah budak dari Ali Munkadir, sedangkan menurut Abu Dawud Robi'ah dan umar adalah budak dari Ghufroh ibnu kholah.Beliau lahir sekitar 57 H pada masa pemerintahan bani Umayyah.Dan meninggal pada tahun 136 H di Madinah Anbar.
Keutamaan beliau
Beliau adalah faqih, alim, hafal hadits dan fiqih, beliau juga termasuk imam-imam ijtihad, beliau juga mufti di madinah, terjaga lesannya, terkenal dermawan, beliau adalah lautan ilmu, orang kepercayaan Ahmad bin hanbal dan Abu hatim dan semua orang.
Muthorrif bin Abdullah berkata bahwa ia pernah mendengar seorang raja berkata "Sungguh manisnya fiqih telah hilang sejak kematian Robi'ah bin Abi Abdurrahman.
Beliau juga lebih berilmu dari pada Al-hasan dan ibnu sirinsebagimana yang diriwayatkan oleh Mu'adz bin mu'adz dari Sawwar bin Abdullah Al-anbary ia berkata: "saya tidak pernah melihat satu orangpun yang lebih tahu dari pada Robi'ah Ar-ro'yi.saya berkata menkipun Al-hasan dan ibnu sirin ?.I berkata : "ya meskipun Al-hasan dan Ibnu sirin".
Ibnu Wahb dari Abdul Aziz bin Abi Salamah ia berkata : "Tatkala saya datng ke iroq penduduk iroq mendatangiku dan mereka berkata : "Kita belajar dan berguru kpada Robi'ah Ar-ro'yi.Saya berkata : "Wahai penduduk iroq kalian berbicara tentang Robi'ah Ar-ro'yi, demi Allah saya belum pernah melihat sorangpun yang lebih terjaga lesannya daripada ia".
Ahmad bin Imron berkata : "Saya telah mendengar Abu Bakar bin Iyyas ia berkata : "Saya masuk masjid sedangkan Robi'ah sedang duduk dikelilingi oleh anak-anak para cendekiawan.Maka saya bertanya kepadanya : "Apakah kamu pernah meriwayatkan dari Anas ?" Ia berkata : "Dua hadits".
Guru-guru beliau
F Anas bin Malik F Saib bin yazid F Saib bin Musayyib F Haris bin hilal bin haris F Salim bin Abdullah F Abdul Malik bin Said bin suwaid Al-Anshory F Muhammad bin Yahya bin Habban | F Yazid maula munba'its F Handzolah bin Qois Az-Zuroqi F Atho' bin yassar F Qosim bin Muhammad F Sulaiman bin Yassar F Abdurrahman bin A'roj F Uddah |
Murid-murid beliau
| F Falih bin Sulaiman F Al-Laits bin Sa'ad F Mis'ar F Umaroh bin Ghoziyah F Nafi' Al-Qori' F Ismail bin Ja'far F Abu bakar bin Abbas F Ibnul Mubarok F Sufyan bin Uyainah F Anas bin Iyadz Al-Laitsy |
Petuah beliau
Muhammad bin katsir Al-mashishi berkata dari Ibnu Uyainah : "Bahwa suatu hari Robi'ah pernah menangis, kemudian dikatakan : "Apa yang membuatmu menangis wahai Robi'ah ?"Beliau berkata : "Riya' telah hadir, syahwat tersembunyi, dan orang-orang disisi ulama' seperti bayi dalam asuhan ibunya.Apabila mereka dilarang mereka akan meninggalkan, sedangkan jika mereka diperintahkan maka mereka akan mengerjakan".
Dzomroh bin Robi'ah meriwayatkan dari Roja' bin Jamil : Robi'ah berkata : "Saya melihat pendapat, nasehat, petuah itu lebih ringan bagiku dari pada tanggung jawab mengikuti hadits".
Dan dishohihkan dari Robi'ah beliau berkata : "Ilmu itu adalah washilah untuk menuju kepada setiap keutamaan dan keistimewaan".
Aqidah beliau
Abu Dzomroh berkata : "Robi'ah berdiri pada suatu kaum mengingatkan mereka tentang qodar, maka ia berkata : "Apa maksudnya ? Jika kalian jujur Segala kebaikan yang berada dihadapan kalian adalah dari Allah sedangkan segala kejelekan yang ada dihadapan kalian adalah dihasilkan oleh tangan-tangan kalian sendiri".
Ahmad bin Abdullah Al-'Ajaliy dalam tarikhnya berkata : "Bapak saya bercerita kepada saya, tatkala Robi'ah ditanya tentang bagaimana istiwa' itu beliau menjawab : "Membagaimanakan itu tidak masuk akal dan tugas Rosul adalah mnyampaikan dan kewajiban kita adalah membenarkan".
Beliau terkenal dengan Ar-Ro'yi
Uwaisy berkata : Malik berkata : "Robi'ah berkata kepada Ibnu syihab : "Keadaanku tidak seperti keadaanmu".Ibnu syihab berkata : "Kok bisa ?"Saya berkata dengan pendapat, siapa berkehendak maka ia akan mengambilnya dan siapa berkehendak ia akan meninggalkannya".
An-nasa'i berkata dari Ahmad bin yahya bin wazir dari Syafi'i dari Sufyan : "Ketika kita melihat orang yang ingin belajar hadist dengan mendatangi tiga orang (Robi'ah, Muhammad bin Abu Bakar bin Hazim, Ja'far bin Muhammad) kita menertawakannya karena mereka tidak mendalami dalam masalah hadits".
Mus'ab Az-Zabiri berkata : "Dia disebut dengan Robi'ah Ar-ro'yi, beliau adalah mufti di madinah, orang-orang merujuk dan belajar kepada beliau.Adapun majelis beliau terhitung 40 majelis dan termasuk yang pernah belajar dari beliau adalah Malik bin Anas.
Ibnu Wahb berkata dari Abdurrahman bin zaid bin Aslam : "Bahwa Robi'ah pernah menetap dalam waktu yang lama beribadah dan sholat malam dan siang menjadi ahli ibadah.Kemudian beliau berhenti dari hal itu untuk bermajlis ilmu bersama kaumnya.Maka ia duduk bersama Al-Qosim kemudian ia berbicara dengan kekuatan berfikir yang cemerlang dan inti dari pembahasan.Adapun Al-Qosim apabila ditanya tenatng sesuatu ia berkata: "Tanyakanlah hal ini kepada Robi'ah, Apabila terdapat dalam Alqur'an atau sunnah Al-Qosim akan menjawab tetapi kalau tidak terdapat dalam Alqur'an dan sunnah ia berkata tanyakanlah kepada Robi'ah atau salim."
Berkata Al-Haris bin miskin dari Ibnu Wahb dari Abdurrahman bin Zaid bin Aslam : "Yahya pernah mempunyai majelis bersama Robi'ah apabila Robi'ah Absent ia berbicara denagn sebaik-baiknya dan ia adalah seorang yang hafal banyak hadist, apabila Robi'ah dating Yahya berhenti sebagai bentuk penghormatan bagi Robi'ah.Bukan karena Robi'ah lebih tua dari beliau, tetapi dia apa adanya.Adapun mereka antara sahabat satu dengan yang lain saling menghormati".
Kedermawanan beliau
Malik berkata : "Pada suatu hari Robi'ah pernah berkunjung kepada Amirul mukminn Abul Abbas maka beliau dihadiahi seorang budak perempuan maka beliau menolak, kemudian beliau diberi 5000 dinar untuk membeli budak perempuan maka beliau enggan menerimanya".
Dari Ibnu Wahb ia berkata : "Robi'ah menafkahi atau berinfaq kepada saudara-saudaranya, sehingga menjadikan saudara-saudaranya saling bertanya keheranan akan kedermawanannya".
Beliau terfitnah
Muthorrif meriwayatkan dari Ibnu Akhi Ibnu Hurmaz : "Saya pernah melihat Robi'ah dicambuk dan sicukur rambut dan jenggotnya".Ibrohim bin Mundzir berkata : "Sebabnya adalah beliau difitnah oleh Abu Zinad yang mana ia lebih berilmu dari beliau".
Beliau bertemu dengan Al-Farrukh
Ayah Robi'ah bernama Al-Farrukh, konon ia ikut serta dalam exspedisi kaum muslimin menuju khurosan untuk berperang dimasa pemerintahan Bani Umayyah.Ketika itu Robi'ah masih berada dalam kandungan ibunya.Sang ayah meninggalkan uang sejumlah tiga puluh ribu dinar untuk istrinya, ibunda si Robi'ah.Setelah itu, Farrukh pun berangkat untuk berjihad fii sabiilillah.
Dua puluh tujuh tahun berjalan, Farrukh sang Mujahid kembali ke Madinah sembari mengendarai kuda dengan tombak ditangan.Sesampainya di rumah, ia turun dari kudanya lalu mendorong pintu rumah denagn tombak tadi.Sontak Robi'ah (yang merasa asimg dengan orang ini) segera keluar seraya membentaknya,"Hei musuh Allah! Engkau hendak membobol rumahku ?"Tidak sahutnya, Farrukhpun balik bertanya,"Hei musuh Allah, jadi kamu lelaki asing yang berani mengganggu istriku?"
Keduanyapun saling menyerang satu sama lain bergumul dalam perkelahian hebat hinggapara tetangga berkumpul disekitar mereka.Akhirnya kabar ini sampai ke telinga Imam Malik bin Anas (salah seoarng murid Robi'ah) dan beberapa syaikh lainnya.merekapun datang untuk menolong Robi'ah.Robi'ah berkata kepada lelaki itu.
"Demi Allah aku tak akan mlepaskanmu sebelum membawamu kehadapan sultan,"Farrukh menimpali,"Aku tak akan melepaskanmu juga, dank au tertangakp basah bersama istriku."
Orang-orang pun rebut membicarakannya.Akan tetapi ketika tampak oleh mereka Imam Malik, semuanya tenang kembali.Lalu imam malik berkata kepada lelaki tadi,"Hai pak tua silahkan anda mencari rumah lainnya."Ini rumahku sendiri',Sahut lelaki tadi,"Akulah Farukh maula bani fulan."
Kata-kata Farrukh tadi ternyata terdengar oleh istrinya dari dalam rumah, maka ia pun bergegas keluar seraya berkata, "Orang ini adalah suamiku, dan pemuda ini adalah puteraku.Suamiku ini meninggalkanku dalam keadaan mengandung anaknya!"
Akhirnya keuanya saling berpelukan denagn bercucuran air mata.Lalu Farrukh masuk kedalam rumahnya dan bertanya keheranan,"Pemuda itu adalah puteraku?"Ya" jawab istrinya.
Farrukh pun tenggelam dalam pembicaraan bersama istrinya, ia asyik bercerita tentang pengalaman jihadnya selama ini, dan sebab-musabab terputusnya berita darinya.Namun istrinya tak bisa menikmati ceritanya, ia digelayuti fikiran yang tiba-tiba muncul dalam benaknya.Kebahagiannya berkumpul dengan sang suami dibayangi kekhawatiran akan masalah uang titipan suaminya yang sudah ludes.Dalam hati ia bergumam,"Apa yang harus kukatakan bila suamiku menanyakan uang yang diamanatkan kepadaku agar kumanfaatkan dengan bai, bagaimanakah kiranya sikap suamiku jika harta itu telah habis tak tersisa….?Bisakah ia menerima alasanku bahwa uang itu habis untuk biaya pendidikan si Robi'ah ? Percayakah dia bahwa pendidikan puteranya sampai menghabiskan 30 ribu dinar ? Bisakah ia meyakinkan Farrukh bahwa tangan puteranya lebih pemurah dari pada awan yang mengguyur bumi dengan hujannya, hingga tak menyisakan satu dirhampun? Padahal seluruh warga madinah tahu bahwa Robi'ah amat pemurah dalam menyantuni guru-gurunya."
Akhirnya apa yang dikhawatirkannya itu terjadi juga.Tiba-tiba Farrukh menoleh kepada istrinya seraya berkata,"Aku membawa uang 400 dinar.Ambillah uang yang kutitipkan padamu dahulu.Mari kita kumpulkan semua lalu kita belikan kebun atau rumah."Tapi Ummu Robi'ah pura-pura sibuk dan tak menjawabnya.Maka Farrukh mengulangi lagi permintaannya,"Ayo lekaslah, mana uang itu?"Uang itu telah kusimpan ditempat yang aman, nanti akan ku keluarkan beberapa hari lagi InsyaAllah ,"Jawab istrinya.
Pembicaraan keduanya pun terputus lantaran adzan berkumandang.Maka robi'ah segera berangkat menuju masjid lalu duduk di halaqoh-nya.Tak lama berselang datanglah Imam Malik bin Anas, Al-Hassan bin zaid, Ibnu Abi Ali Al-lahbi Al- musahiqi, tokoh-tokoh madinah lainnya, orang-orang berkumpul mengitarinya.
Dirumah istri Farrukh (ibunda Robi'ah) berkata kepada suaminya,"Ayo, sekarang berangkatlah dan sholatlah dimasjid Rosulullah (Masjid Nabawi)."Maka iapun berangkat dan kemudian sholatlah disana.
Di masjid itu tampak olehnya halaqoh yang penuh sesak oleh manusia.Ia segera mendatanginya dan berdiri didekatnya.Orang-orang sedikit melonggarkan jalan baginya, sedangkan Robi'ah tetap menundukkan kepalanya seakan mengisyaratkan bahwa ia tak pernah melihat lelaki tadi.Ia duduk dibawah thowilah (sejenis canopy).Abu Abdirrahman (Farrukh) merasa ragu akan pemandangan yang ia saksikan, kemudian ia bertanya, "Siapa syaikh ini?"Apa anda bukan warga Madinah?" kata orang tersebut."Saya penduduk sini" kata Farrukh."Masih adakah di Madinah ini orang yang tak mengenalnya?"Tanya orang tersebut.
"Maaf, saya saya benar-benar tidak tahu karena sejak 27 tahum lalu saya meninggalkan kota ini dan baru kemudian saya kembali,"kata Farrukh."Ooo..wajar saja, duduklah sejenak akan saya jelaskan.Syaikh itu adalah tokoh tabi'in, dan ulama' terpandang.Dialah ahli haditsnya kota Madinah.Dia juga seorang faqih dan imam panutan kami meski usianya masih sangat muda,"ujar orang tersebut.
"MasyaAllah…la quwwata illa billah,"kata Farrukh terkagum-kagum."Majelisnya dihadiri oleh Malik bin Anas, Yahya bin Sa'id, Al-qothon, Al-auz'I, laits bin saad, dan lain-lain,"lanjut orang itu."Tetapi anda belum ….."kata Farrukh hendak bertanya.
Namun tanpa memberinya kesempatan orang tersebut melanjutkan keterangannya,"Dia juga terkenal sangat dermawan dan bijaksana.Di Madinah ini tidak ada orang yang lebih dermawan terhadap kawan dan kerabatnya dari dia.Dia hanya berharap apa yang disisi Allah Azza wa jalla."
"Iya tetapi anda belum menyebutkan namanya,"sela Farrukh."Namanya adalah Robi'ah Ar-ro'yi,"jawab orang itu."Robi'ah Ar-ro'yi? tanya Farrukh."Nama aslinya Robi'ah, tetapi para ulama' dan pemuka madinah biasa memanggilnya Robi'ah Ar-ro'yi."karena stiap kali mereka mnjumpai kesulitan atau merasa tidak jelas tentang suatu nash Alqur'an atau hadist, mereka bertanya kepadanay.Kemudian beliau berijtihad dalam masalah tersebut denagn menggunakan qiyas apabila tidak menemukan dalilyang jelas, kemudian menyimpulkan hukum bagi mereka yang memerlukan secara bijaksana."
"Tapi anda belum menyebutkan nasabnya,"sela Farrukh lagi."Dia adalah Robi'ah bin Abi Abdirrahman, putra Farrukh yang berangkat berjihad fii sabilillah sejak 27 tahun silam.Kemudian ibunyalah yang memelihara dan mendidiknya.Tapi sebelum sholat tadi saya mendengar dari orang-orang bahwa ayahnya telah kembali kemarin malam."
Tiba-tiba berderailah air mata Farrukh tanpa orang itu tahu sebabnya.Lalu kembalilah Abu Abdirrahman ke rumahnya dan bercerita kepada Ummu Robi'ah,"Sungguh aku telah mendapati puteraku dalam suatu keadaan yang tak pernah dicapai oleh seorangpun dari kalangan ahli ilmu maupun fuqoha'."
Maka sang ibu mengatakan,"Manakah yang lebih kau sukai, tiga puluh ribu dinar, atau yang barusan kau lihat tentang puteramu?"Tidak demi Allah, tak ada yang lebih aku cintai melainkan apa yang barusan aku lihat!"sahut Farrukh.
"Ketahuilah bahwa aku telah membelanjakan uang itu demi pendidikan puteramu,"kata Ummu Robi'ah."Sungguh demi Allah, kau tak menyia-nyiakan kalau begitu,"kata Farrukh.
Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah tersebut :
ü Menjaga amanah
ü Membelanjakan harta demi pendidikan anak adalah mulia
ü Ilmu lebih mahal dari pada harta.
ü Kesabaran dalam mendidiik anak
ü Saling menghormati sahabat
ü Mujalasah denagn ahlul ilmi
ü Hati-hati dari penyakit sombong dan hasad
ü Menjadi demawan
ü Menjaga muru'ah
ü Tidak rakus terhadap dunia
ü Tawadhu'
ü Mengajarkan ilmu
ü Menjaga amal ibadah
ü Semangat menuntut ilmu
Maroji' :
· Ibunda para ulama', sufyan bin fuad baswedan
· Siyaru a'lamin nubala', imam adz-dzahabi
· Bidayah wan nihayah, 'imaduddin Abul fida'
0 komentar:
Posting Komentar