Copyright © ISLAMIND
Design by Dzignine
Sabtu, 17 Desember 2011

Mengangkat Kedua Tangan Saat Berdoa Dan Mengusapkan Wajah Setelahnya


Mengangkat Kedua Tangan Saat Berdoa Dan Mengusapkan Wajah Setelahnya

·         Hukum Mengangkat Tangan Ketika Berdoa
Imam An Nawawy berkata didalam kitab Al Majmu’: “Sesungguhnya mengangkat kedua tangan saat berdoa adalah mustahab (lebih disukai)”, dengan dalil sebuah hadits yang diriwayatkan dari sahabat Anas ra, beliau berkata:
إن النبي ص استسقى ورفع يديه وما فى السماء قزمه فثار سحاب امثال الجبال ثم لم ينزل من منبره حتى رأيت المطر يتحادر من لحيته (رواه البخارى ومسلم)
“Sesungguhnya Nabi Muhammad saw sholat istisqo’ dan mengangkat kedua tangan beliau, sedangkan di langit terdapat gumpalan awan. Kemudian awan itu naik ke atas yang serupa seperti burung dan beliau tidak turun dari mimbarnya, sampai saya melihat hujan bercucuran dari jenggot beliau”. HR. Muslim, Bab Ad Du’a fil Istisqo’ (897), HR. Bukhori Bab Istisqo’ fi Masjidil Jami’ (1013).
Di dalam riwayat Bukhori, “Rosulullah saw mengangkat kedua tangan beliau untuk berdoa dan para sahabat mengangkat kedua tangan mereka bersama Rosulullah saw untuk berdoa dan tidaklah kami keluar dari masjid sampai turun hujan. Dan kami masih dihujani sampai datang Ju’at berikutnya. Beliau menyebutkan kesempurnaan hadits” HR. Bukhori, Bab Rofun Nas Aydiyahum ma’al Imam fil Istisqo’(1029).
Dan ditetapkan pula mengangkat kedua tangan pada sholat Istisqo’, dari riwayat Jama’ah shohabi selain Anas ra.
Dari Abu Utsman An Nahay dari Salman Al Farisi ra, dari Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Alloh Maha Hidup dan Maha Mulia serta Maha Pemalu apabila seseorang mengangkat kedua tangannya, kemudian Alloh menolaknya dalam keadaan kosong dan gagal harapan”. HR. Abu Daud, bab Do’a (1488), HR. Al Baihaqi 2/211, Abu Daud berkata: Hadits ini Hasan.
Dari Anas ra, dalam kisah dibunuhnya para Qori’, beliau berkata: “Sungguh saya melihat Rosulullah saw setiap sholat pagi beliau mengangkat kedua tangannya mendo’alan mereka yaitu orang-orang para Qori’ yang telah terbunuh”. HR. Al Baihaqi 2/211 dengan isnad shohih hasan.
Dari ‘Aisyah ra, dalam haditsnya yang panjang yaitu ketika Nabi keluar di malam hari menuju Baqi’ untuk mendoakan ahlul Baqi’ agar memintakan ampun buat mereka. Aisyah berkata: ”Beliau pergi ke Baqi, kemudian mendirikan sholat dengan sholat yang panjang, kemudin mengangkat kedua tangannya 3 kali. Kemudian selesai dan beliau bersabda “Sesungguhnya Jibril as mendatangiku dan berkata:”Sesungguhnya Robbmu menyuruhmu untuk mendatangi penduduk Baqi’ dan memintakan ampun untuk mereka”. HR. Muslim Bab Man Yaqul ‘inda Duhulul Maqobir wad Du’a liahliha, 974, HR. Ahmad 6/221, An Nasai 4/91-93 Al Baihaqi 4/79.
Dari Umar bin Khottob ra berkata: “Ketika hari Badar Rosulullh saw melihat orang-orang musyrik dengan jumlah seribu personil, sedangkan shahabat beliau berjumlah tiga ratus sembilan belas laki-laki. Kemudian Rosulullah saw menghadap kiblat dan mengulurkan kedua tangannya kemudian memanggil Robbnya dan berkata:”

اللهم انجز لي ماوعدتني اللهم آت ماوعدتنى

“Ya Alloh penuhilah untukku apa yang kau janjikan kepadaku, ya Alloh berikanlah apa yang kau janjikan kepadaku”. Dan beliau masih memanggil Robbnya dengan mengulurkan kedua tangannya sampai selendangnya jatuh dari bahunya. HR. Muslim dalam Al Jihad, bab Al Imdad bil malaikah fi gozwatil badar (1763), Al Baihaqi 6/321, At-Tirmidzi (3081), Ahmad 1/30, Abu Daud (2690).
Dari Anas ra berkata: Rosulullah saw mendatangi Khaibar pada waktu pagi, kemudian Nabi mengangkat kedua tangannya dan berkata:

الله أكبر حربت خيبر

“Alloh Maha Besar, ya Alloh runtuhkanlah Khaibar”. HR. Bukhori (3647).
Dari Abu Musa Al Asyari ra berkata: Setelah Nabi selesai dari Khaibar Nabi mengutus Abu Amir untuk masuk ke dalam pasukan menuju Awthos. Dan disebutkan di dalam hadits, sesungguhnya Abu Amir ra telah syahid, sebelumnya beliau berkata kepada Abu Musa, “Wahai anak saudaraku Nabi telah menyuruhku. Maka katakan buar beliau: Mintakanlah ampun untukku”, kemudian Abu Amir meninggal dunia. Abu Musa berkata: “Maka saya mendatangi Nabi kemudian saya kabari beliau kemudian beliau berdoa dengan air, kemudian wudlu dan mengangkat kedua tangannya dan bersabda:”

اللهم اغفر لعبدك أبو عامر

“Ya Alloh, ampunilah hambamu Abu Amir”. Dan saya melihat putihnya kedua ketiak beliau, kemudian beliau bersabda:

اللهم اجعله يوم القيامة فوق كثير من خلقك

“Ya Alloh jadikanlah pada hari kiamat ia diatas ciptaanmu dan di “من الناس” atas manusia”. Maka saya berkata: Dan untukku ya Rosulullah? Maka Rosulullah memintakan ampun dan bersabda:
اللهم اغفر لعبد الله بن قيس ذنبه وادخله يوم القيامة مدخلا كريما
“Ya Alloh ampunilah Abdullah bin Qoys dosa-dosanya, dan masukkanlah ia pada hari kiamat ke dalam tempat yang mulia” HR. Bukhori, fil jihad bab Nafus sahmi minal badar (2884). HR. Muslim, fi fahhlish shahabah bab fadhoil Abi Musa dan Abu Amir (2498), Al Baihaqy, fi Dalallin Nubuwah, 5/152-153.
Dari Aisyah ra berkata: “Saya melihat Rosulullah mengangkat kedua tangannya sampai tampak ketiak beliau saat berdoa, mendoakan kepulangan Utsman”. HR. Bukhari, fi Kitab Roful Yadain dengan sanad yang shohih.
Dari Abu Utsman berkata: “adalah Umar bin Khottob mengangkat kedua tangannya pada waktu qunut”. HR. Bukhori, fi kitab Roful Yadain dengan sanad yang shohih.
Dari Al Aswad berkata:”Sesungguhnya Ibnu Mas’ud ra mengangkat kedua tangannya saat qunut”. HR. Bukhori, fi kitab Roful Yadain dengan sanad yang shohih.
Imam An Nawawy berkata:”Hadits-hadits di atas diambil dari hadits Aisyah, Imam Bukhori yang meriwayatkannya fi kitab Roful Yadain dengan sanad yang shohih, kemudian Imam Bukhori berkata pada akhirnya: Hadits ini shohih dari Rosulullah saw dan sahabat-sahabat beliau” (Majmu’ Sahrul Muhazab, juz 3. hal. 472).
Maroji Bahs:
1.      Majmu’ Syarhul Muhadab, Imam Abu Zakariya Muhyidin Ibnu Saraf An Nawawy, juz 3, cetakan pertama 1417 H/1997 M, hal: 469-472.
2.      Ad Dinul Kholis, Mahmud Muhammad Khitob As Subki, juz 2, hal 350, cetakan ke-4, tahun 1397 H/1977 M.
3.      Majmu Fatawa, Syaihul Islam Ibnu Taimiyah, jiild 22, hal 519, tahun 1997 M/1418 H.
4.      Al Minhal Al Adab Ad Dua, hal 156, juz 8
5.      Fathul Bari, juz 2, hal 352.
6.      Irsyadusy Syar, juz 2 hal. 241.

0 komentar:

Posting Komentar