
Di sarikan dari Kitab Min 'Aqaidi as Syi'ah
Karya : Syaikh Abdullah bin Muhammad
Sejarah dan Lahirnya Rafidhah
Syi'ah lahir sejak masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalibz dan dipelopori oleh seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba', ia mengaku sebagai seorang muslim, mencintai ahli Bait dan berlebihan dalam menyanjung Ali bin Abi Thalibz, dan pada akhirnya ia mengangkatnya sampai ketingkat ketuhanan.
Kemudian Syi'ah berkembang biak menjadi berpuluh-puluh sekte, dengan berbagai macam idiologi yang mereka ada-adakan dengan akal apikiran mereka sendiri.
Diantara pecahan Syi'ah yang terbesar dan yang paling berbahaya adalah Rafidhah, penamaan ini dinyatakan sendiri oleh pembesar mereka yang bernama Al Majlisi dalam bukunya Al Bihar[1] yang berpijak atas hadits-hadits maudlu' untuk memperkuat hujjah mereka.
Dikatakan bahwa sekte Rafidhah terbagi menjadi 5 bagian : Al Kissaniyyah, Az Zaidiyyah, Al Imamiyyah, Al Ghaliyyah dan Al Isma'iliyyah.[2]
Dinamakan Rafidhah karana mereka menolak Zaid bin Ali bin Husaint dan berlepas dirinya darinya. Sedangkan orang yang berbaiat kepadanya dinamakan Syi'ah Zaidiyyah.[3]
Dalam riwayat lain, dinamakan Rafidhah karena mereka menolak keimanan Abu Bakar adan Umarh. Dan dalam pendapat lain karena mereka menolak agama.[4]
Beberapa 'Aqidah Mereka
- 'Aqidah Bada' yaitu meyakini bahwa Allahk tidak mengetahui sesuatu sebelum terjadi.[5] Mereka mengatakan tidaklah Rasulullahn di utus kecuali diperintahkan untuk mengharamkan khamr dan menetapkan sifat bada'. Bagaimana mungkin mereka menisbatkan ketidak tahuan bagi Allahl padahal mereka meyakini imam-imam mereka mengetahui sesuatu yang tersembunyi?.
- Bekeyakinan bahwa Allahl berjism (bertubuh seperti makhluk).[6]
- Meniadakan sebagian dari sifat-sifat Allahl
- Mengatakan bahwa al Qur'an adalah makhluk. Dan mengingkari akan melihat wujud Allahl di akhirat dengan mata kepala, bahkan mereka mengatakan, barang siapa yang menisbatkan kepada Allahl sebagian sifat, seperti sifat Allahl dapat dilihat, maka ia dihukumi murtad.[7]
- Mayoritas ahli hadits Syi'ah berrkeyakinan adanya perubahan dalam al Qur'an. Abu Ja'far berkata : "Barang siapa yang mengaku telah mengumpulkan al Qur'an dan membukukan seluruh isinya sebagaimana yang diturunkan oleh Allahl, maka sesungguhnya ia seorang pendusta. Tidak ada yang mengumpulkan dan yang menghafalkannya sebagaimana yang diturunkan Allahl, melainkan Ali bin Abi Thaliba dan para imam sesudahnya."[8]
Jadi pada hakekatnya mereka memiliki 2 al Qur'an, yaitu al Qur'an yang maklum dan al Qur'an yang khusus bagi mereka, yang diantara isinya terdapat surat al Wilayah.
- Aqidah mereka juga berpijak diatas pencacian, pencelaan dan pengkafiran terhadap para Sahabat Nabig.
Al Majlisi menyebutkan dalam bukunya bahwa Ali bin Husaint berkata kepada budaknya : "Bagiku atas kamu hak pelayanan, ceritakan kepadaku tentang Abu Bakar dan Umar? Maka ia menjawab :"Mereka berdua adalah kafir, dan orang yang cinta kepada keduanya termasuk kafir juga."[9]
Mereka juga mengatakan bahwa semua sahabat sepeninggal Rasulullahn keluar dari islam kecuali tiga. Yaitu : al Miqdad bin Aswad, Abu Dzar al Ghifari dan Salman al Farisi.[10]
Tidak sampai itu, mereka juga melaknat dua Sahabat nabi yang sangat mereka benci, yaitu Abu Bakar dan Umarh. Bahkan mendo'akan keburukan kepada keduanya dengan menamakan do'a dua patung Qurasy.[11]
- Syi'ah Rafidhah mengaku bahwa para imam mereka ma'shum (terjaga dari kesalahan dan dosa) serta mengetahui hal-hal yang ghaib. Bahkan mereka lebih utama derajatnya dari pada para Nabi dan para Rasul.
- Mereka juga meyakini aqidah raj'ah, yaitu keyakinan hidup kembali setelah kematian sebelum hari kiamat.[12] Kemudian 'aqidah raj'ah ini mengalami perkembangan yang sangat cepat sehingga mereka mengatakan bahwa semua orang Syi'ah bersama para imamnya, musuh-musuhnya dan para pemimpinnya akan dihidupkan kembali. Dan pada akhirnya aqidah ini dijadikan sebagai sarana yang dipergunakan kelompok Saba'iyyah (masih sekte Syi'ah) untuk mengingkari hari Kiamat.[13]
- Memperbolehkan untuk Taqiyah, yaitu : Suatu ucapan atau perbuatan yang dilakukan tidak sesuai dengan keyakinan, untuk menghindari bahaya yang mengancam jiwa, harta, atau untuk menjaga kehormatan.[14]
Sebagaimana kedustaan mereka terhadap Rasulullahn, mereka berangapan bahwa Rasulullahn,,,, juga pernah bertaqiyah tatkala beliau menshalati Abdullah bin Ubay (gembong munafik), kemudian Umara berkata kepada beliau tantang larangan Allahl untuk menshalati orang munafik, maka beliau menjawab : "Celakalah engkau, tahukah engkau apa yang saya baca? Sesungguhnya aku mengucapkan : "Ya Allah, isilah mulutnya dengan api dan penuhilah kuburannya dengan api dan masukkan dia dalam api."[15]
- Mereka juga meyakini, bahwa tanah kuburan Husaint sangat berbarakah. Mereka menamakannya dengan istilah "ath Thinah." Mereka mengatakan bahwa tanah kuburan Husaint adalah obat untuk segala penyakit, ia adalah obat yang paling agung.[16]
- Aqidah Rafidhah juga berpijak pada penghalalan harta dan jiwa ahli Sunnah wal Jama'ah.[17] Lebih daripada itu, mereka juga beranggapan bahwa kekufuran ahli Sunnah lebih besar dari pada kekufuran orang-orang Yahudi dan Nashrani, dikarenakan orang-orang Yahudi dan Nashrani memang kafir asli, sedangkan ahli Sunnah, mereka adalah murtad dari islam.
Oleh sebab itu, orang-orang Rafidhah membantu orang-orang kafir didalam peperangan melawan orang-orang islam sebagaimana yang disaksikan oleh sejarah.[18]
- Mereka meyakini bahwa nikah Mut'ah adalah bagian dari agama. Maka barang siapa yang mengamalkannya berarti ia telah mengamalkan agama, dan barangsiapa yang mengingkarinya berarti ia mengingkari agama, dan anak yang dilahirkan dari hasil perkawinan mut'ah lebih utama daripada anak yang dilahirkan melalui nikah yang tetap. Dan yang mengingkari nikah mut'ah adalah kafir dan murtad.[19]
Mereka berdalil dengan firman Allahl : QS an Nisaa' : 24
Mereka tidak berhenti sampai di situ, bahkan mereka memperbolehkan mendatangi istri pada duburnya (anus).[20]
- Orang-orang Syi'ah Rafidhah juga mempunyai tanah haram, sebagaimana Makkah dan Madinah bagi kaum Muslimin. Tanah haram yang suci menurut mereka adalah Kufah, Karbala dan Qum. Tanah Karbala menurut orang-orang Syi'ah lebih utama daripada Ka'bah.[21]
- Menjadikan sepuluh hari pertama sebagai upacara dan ratapan untuk mengenang kematian Husaint, dengan keyakinan bahwa ini merupakan sarana pendekatan kepada Allahl dan merupakan ajaran dari syiar islam.
- Meyakini tentang Lauhul Fathimah, yaitu dakwaan mereka bahwa Jibril turun kepada Fathimahd untuk menyampaikan wahyu kepadanya.[22]
- Rafidhah beranggapan bahwa seluruh pemerintahan selain pemerintahan imam mereka yang jumlahnya 12 dianggap tidak sah dan batal. Salah seorang mereka berkomentar kepada tiga khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsmang : "Bahwa mereka adalah para perampok kekuasaan, pengkhianat, dan murtad dari agamanya, semoga laknat Allahl kepada mereka, dan orang-orang yang mengikutinya, dikarenakan kedzaliman yang dilakukannya kepada keuarga Nabin dari generasi pertama dan sesudahnya."[23]
Mereka juga beranggapan bahwa siapa saja yang berhukum dengan putusan yang telah diberikan selain dari golongan mereka, berarti ia telah menerima keputusannya taghut, walaupun keputusannya benar berdasarkan al Qur'an dan as Sunnah ataukah salah.[24]
KOMENTAR PARA ULAMA SALAF DAN KHALAF TENTANG RAFIDHAH
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyaht berkata : "Para ulama sepakat bahwa Rafidhah adalah salah satu sekte paling besar dustanya, kedustaannya sudah dikenal sejak lama, oleh sebab itu para ulama memberikan cap dengan kelompok yang banyak dustanya."
Imam Malikt berkata : "Jangan berbicara dengannya, dan jangan meriwayatkan hadits darinya, sesungguhnya mereka para pendusta."
Bahkan beliau (imam Malik) menyimpulkan akan kekafiran mereka disebabkan mereka telah mencaci maki dan membenci para Sahabat Nabig. Beliau menyimpulkan dari firman Allah Ta'ala : QS al Fath : 29[25]
Imam Syafi'It berkata : "Aku belum pernah melihat orang yang paling dusta kesaksiannya daripada Rafidhah."
Ibnu Taimiyyaht dalam memberikan komentar terhadap ucapan-ucapan ulama salaf mengatakan :
Pokok dan dasar dari kebid'ahan orang-orang Rafidhah adalah :
1. Kekufuran mereka yang tersembunyi
2. Penyekutuan kepada Allahl
3. Kedustaan. Kedustaan adalah hal yang biasa bagi mereka, bahkan mereka sendiri mengakui akan hal ini, dengan mengatakan : "Agama kami adalah taqiyyah yaitu ucapan seseorang dengan lisannya yang bertolak belakang dengan keyakinannya, inilah kedustaan dan kemunafikan, mereka dalam hal ini seperti ucapan pepatah "melempar orang lain tapi kena dirinya sendiri."
Imam Ahmadt berkata mengenai orang-orang Rafidhah : "Yaitu mereka yang mencaci maki dan mencela Abu Bakar dan Umarh." Beliau juga berkata : "Ia tak termasuk lagi dalam agama Islam."[26]
Badan Riset Ilmiyyah dan Ftwa Arabia[27] berfatwa : Jika ada seseorang dari sekte Ja'fariyah yang berdo'a kepada Hasan dan Husainh serta pembesar-pembesar mereka, maka mereka ini tergolong orang yang menyekutukan Allahl dan keluar dari agama Islam, tidak dihalalkan makan hewan sembelihannya, karena ia adalah bangkai, meskipun disaat penyembelihannya mereka menyebut nama Allahl."[28]
Syaikh Abdullah bin Abdur Rahman al Jibrint berkata : "Tidak sah sembelihan Rafidhah dan tidak halal makan sembelihannya, dikarenakan kebanyakan mereka menyekutukan Allahl, dengan berdo'a kepada Ali bin Abi Thaliba baik di saat sempit maupun lapang, di Arafah, pada saat Thawaf dan Sa'I, mereka berdo'a kepadanya dan berdo'a kepada anak-anaknya dan berdo'a kepada imam-imam mereka, sebagaimna yang sering kita dengar, dan ini merupakan syirik akbar dan kemurtadan, yang mana mereka berhak dibunuh karenanya.
Sebagaimana mereka ini berlebih-lebihan didalam mensifati 'Ali bin Abi Thaliba dan memujinya, sampai-sampai mereka mensifatinya dengan sifat yang hanya layak diberikan kepada Allahl, sebagaimana yang sering kita dengar di Arafah, mereka dengan demikian ini dianggap murtad dan keluar dari agama Islam, dikarenakan menjadikan Alia sebagai Tuhan, pencipta dan yang menjalanan roda perputaran alam, mengetahui ilmu Ghaib, memiliki kemanfa'atan dan kemudharatan (bahaya) dan yang sejenisnya. Dikarenakan juga mereka mencela al Qur'an, dan menganggap bahwa para Sahabat Nabig merubahnya, dan membuang daripadanya hal-hal yang banyak sekali yang berkaitan dengan Ahlil Bait dan musuh-musunya, kemudian mereka tidak bersedia mengikutinya dan tidak menjadaikannya sebagai dalil
Disamping itu, mereka mencaci para sahabat Nabi seperti ketiga khulafa'ur Rasyiding, dan sepuluh Sahabat lainnya yang dijamin masuk syurga serta para sahabat lain seperti Anas, Jabir, Abu Hurairah dan yang lainnyag, sebagaimana mereka tidak menerima hadits-haditsnya, dikarenakan mereka telah menganggapnya kafir, begitu juga mereka tidak mengamalkan hadits Bukhari dan Muslim kecuali hadits-hadits yang bersala dari Ahlil Bait, dan mereka juga bergantung kepada hadits-hadits palsu, atau sama sekali mengutarakan pendapatnya tanpa bersandarkan kepada suatu dalil, meskipun demikian mereka menunjukkan kemunafikannya, dengan mengatakan dengan lisannya yang tidak diyakininya dalam hatinya tanpa memperlihatkannya, dengan semboyan : "Siapa yang tidak bertaqiyyah maka ia tidak beragama."
Oleh sebab itu, jangan sampai diterima pengakuannya tentang persaudaraan dan kasih sayang dalam agama. Kemunafikan adalah agama mereka, cukup Allahlah yang akan membalas kejelekannya dan semoga Allahl melimpahkan shalawat dan salam kepada Muhammadn dan keluarganya serta sahabat-sahabatnyag"[29]
Sisi Kesamaan Yahudi dan Rafidhah.[30]
Yahudi | Rafidhah |
Yang layak memimpin kesuasaan adalah keluarga Daud q | Yang layak memimpin kekuasaan adalah keturunan Ali bin Abi Thaliba (ahli bait). |
Tak ada Jihad di jalan Allahl sehingga al Masih ad Dajjal keluar dan pedang turun ditangan. | Tidak ada Jihad dijalan Allahl sehingga sehingga Imam Mahdi (imam kedua belas mereka) keluar dan ada yang mengomandokan dari langit. |
Mengakhirkan shalat sampai munculnya bintang-bintang. | Mengakhirkan shalat Maghrib sampai munculnya bintang-bintang. (sedangkan hadits Rasulullahn mengingkari akan hal itu).[31] |
Memutar balikkan isi kandungan Taurat | Memutar balikkan isi kandungan al Qur'an. |
Tidak berpendapat bolehnya mengusap al khuf (sepatu slop) saat berwudlu'. | Tidak berpendapat tentang bolehnya mengusap al khuf saat berwudlu'. |
Membenci Malaikat Jibrilq. Mereka mengatakan ia musuh kami dari golongan Malaikat. | Malaikat Jibrilq salah alamat dan berkhianat ketika menyampaikan wahyu kepada Muhammadn, yang seharusnya orang yang berhak membawa risalah ini adalah Ali bin Abi Thaliba. |
Akan tetpai orang-orang Yahudi dan Nashrani memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang-orang Rafidhah, yaitu :
- apabila orang-orang Yahudi ditanya tentang siapa tentang siapa sebaik-baik pemeluk agama kalian? Mereka menjawab para Sahabat Nabi Musaq.
- apabila orang-orang Nashrani ditanya siapa sebaik-baik pemeluk agama kalian? Mereka akan menjawab : "para sahabat setia Nabi Isaq.
Tetapi, jika orang-orang Rafidhah ditanya tentang siapa yang paling buruk dari pemeluk agama kalian? Mereka akan menjawab : para sahabat Muhammadn.
Demikianlah kebohongan-kebohongan Syi'ah terhadap Allahl dan Rasul-Nya. Mereka menyembunyikan permusuhan dan kebencian kepada kita, mereka bahu membahu dengan orang-orang Yahudi untuk menghancurkan kita, karena mereka menganggap kafir orang yang tidak berada dalam golongannya. Syaikhul Islamt berkata : "Orang-orang Syi'ah tidak berinteraksi kepada seseorang melainkan ia menggunakan kemunafikannya, karena agama yang mereka yakini agama yang rusak, mendorong untuk berbuat kebohongan, pengkhianatan, penipuan terhadap orang, dan selalu mengharapkan keburukan kepada orang, mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan, tidak meninggalkan keburukan selama mampu melakukannya, mereka dibenci oleh orang yang belum mengenalnya, meskipun orang tersebut tidak mengetahui dia adalah orang Syi'ah, disebabkan tanda-tanda kemunafikannya nampak dimuka mereka, dan kesalahan yang banyak dalam ucapannya."[32]
Refrensi – Refrensi Penting Untuk Membantah Orang – orang Syi'ah
1. Majmu' Fatawa, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
2. Minhajus Sunnah, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
3. Al Mihal wan Nihal karya asy Syahrastani
4. Al Farqu Bainal Firaq (perbedaan antara sekte – sekte) karya al Baghdadi
5. Maqalatul Islamiyyin (makalah-makalah pemikir islam) oleh al Asy'ari. Dan buku-buku yang dianggap perlu.
Buku – Buku Kotemporer :
1. Semua karya Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir
2. Mas’alatut Taqrib (masalah pendekatan) karya Syaikh Dr. Nashir al Qifari
3. Ushul Madzhabi Syi’ah al Itsna ‘Asyariyyah oleh Dr. Nashir al Qifari
4. Karya-karya Syaikh Muhammad Maalullah
5. Tabdiduzh Zholam wa Tanbihun Niyaam (menyingkap kegelapan dan mengusir kelengahan atas bahaya Syi’ah) oleh Sulaiman al Jabhan
Dan buku-buku lain yang dianggap perlu.
Wallahu a'lam bi shawab
Bekasi, 16 Januari 2007 M
[1] Al Bihar karangan al Majlisi hal : 68,96,97 (termasuk refrensi modrn mereka)
[2] Al Milal wa Nihal hal : 147
[3] at Ta'liqat ala Matni Lum'atil I"tiqad oleh Syaikh Abdullah al Jibrin, hal : 108
[4] lihat Maqalatul Islamiyyin, hal : 1/89
[5] Ushulul Kaafi, hal : 40
[6] Minhajus Sunnah oleh Ibnu Taimiyyah, hal : 1/20
[7] Lihat Kasyful Ghitha' oleh tokoh Syi'ah Ja'far an Najfi hal : 417
[8] Lihat Fashlul Kitab fi Tahridi Kitab Rabbil Arbab oleh Ath Thibrisi hal : 32
[9] Lihat Haqqul Yaqin oleh al Majlisi hal : 522. perlu dijelaskan bahwa Ali bin Husain dan Ahli Bait seluruhnya berlepas diri dari kebohongan Syi'ah.
[10] Furu' Kaafi oleh al Khulaini, hal : 115 dan Tafsir al Qumy hal : 218
[11] kutipan dari do'anya : "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, ya Allah berikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, ya Allah laknatilah dua patung Qurasy, dua thaghut dan jibtnya dua pendusta dan pembohoongnya dan kedua anak perempuannya (maksudnya : 'Aisyah dan Hafshah), karena mereka telah mengingkari perintah-Mu, mendustakan wahyu-Mu, tidak mensyukuri nikmat-nikmat-Mu, bermaksiat kepada utusan-Mu, memutar balik agama-Mu, mengubah kitab-Mu, mencintai musuh-musuh-Mu, mengingkari nikmat-nikmat-Mu, meninggalkan hukum-hukum-Mu, membaalkan dan mengabaikan kewajiban-kewajiban-Mu, mengkufuri ayat-ayat-Mu, memusuhi kekasih-Mu, berwala' kepada musuh-musuh-Mu, memerangi negara-negara-Mu dan membinasakan hamba-hamba-Mu… "
[12] lihat Maqalath oleh al Mufid hal : 51, 75
[13] Haqqul Yaqin oleh al Majisi hal : 37
[14] As Syi'ah fil Mizan oleh Muhammad Jawad Muqniyyah hal : 48
[15] Furu'ul Kaafi kitabul Janaiz hal : 188
[16] Lihat Kitabul Mazar oleh ulama mereka al Mufid hal : 125
[17] al Mahasin an Nafsaniyyah hal : 166
[18] Syaikhul islam Ibnu Taimiyyah berkata : "Orang-orang Rafidhah telah membantu Tatar ketika memerangi negara-negara islam (Majmu' Fatawa, 35/1510), lihat juga kitab : "Bagaimana Tatar memasuki wilayah umat Islam oleh Sulaiman bin Hammad al Audah.
[19] Minhaju8s Shadiqin oleh Mulla Fathullah al Kasyani, hal : 356
[20] al Istibshar 3/243
[21] Lihat Kitabul Bihar, 10/107 dan kitab al Mazar oleh Muhammad an Nukman yang dijuluki dengan al Mufid, hal : 99
[22]Lihat al Kaafi oleh al Khaulani (1/527), al Qummy hal : 301-304 dan I'lamul Wara' ath Thabarisi hal : 152
[23] Lihat Kiabul Bihar oleh al Majlisi, 4/385
[24] Lihat al Kaafi oleh al Kulaini 1/67, at Tahdzib 6/301 dan Ma Laa Yahdhuruhul Faqih hal : 74
[25] Dasar-dasar Madzhab Syi'ah Imamiyyah oleh Dr. Nashir al Qifari 3/1250
[26] as Sunnah oleh al Khallal (3/493). Ini pernyataan Imam Ahmad tentang kafirnya orang-orang Rafidhah.
[27] Pada saat itu masih diketuai oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syaikh Abdur Razak Afifi, Syaikh Abdullah bin Ghudayyan dan Syaikh Abdullah bin Qu'ud.
[28] Fatawa Lajnah Daimah lil Ifta' (2/264)
[29] fatwa ini disampaikan oleh Syaikh Jibrin, ketika diajukan kepadanya suatu pertanyaan tentnag hukum berinteraksi dengan orang Rafidhah pada tahun 1414 H. dijelaskan bahwa Syaikh Jiibrien bukan orang pertama yang menghukumi kafir orang Rafidhah, bahkan ulama salaf dan khalaf menghukumi kafir sekte ini. Dan itu dilakukan setelah menegakkan hujjah atas mereka dan tidak adanya unsur kebodohan atau ketidak tahuan.
[30] Minhajus Sunnah oloeh Ibnu Taimiyyah 1/24
[31] Hadits itu ialah sabda Rasulullah : لا تزال أمتى على فطرة مالم يؤخروا المغرب إلى اشتباك النجوم.
"Ummatku masih dalam keadaan fitrah, selama tidak mengakhirkan shalat Maghrib sampai munculnya bintang-bintang." (HR Ahmad 4/147, 5/417, 422 dan Abu Daud 4/8 serta Ibnu Majjah dalam az Zawaid dengan sanad hasan.
[32] Minhajus Sunnah an Nabawiyyah Ibnu Taimiyyah (3/360)
0 komentar:
Posting Komentar