Imam Membaca Amin dengan Suara Keras
Di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat tentang hukum membaca amin secara keras ;
(1) Disunahkan membaca amin dengan suara keras, baik bagi makmum maupun imam, bahkan bagi seseorang yang sholat sendirian. Ini adalah pendapat imam Abdullah bin Zubair, Atha’, Syafi’i, Ahmad, Ishaq, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Mundzir dan Daud Adh Dhahiri. Pendapat ini diikuti oleh mayoritas ulama.
(2). Imam dan orang yang sholat sendirian membaca amin dengan suara pelan. Ini adalah pendapat imam Abu Hanifah, Malik dan Sufyan ats Tsauri.[1]
Beberapa hadits shahih telah memerintahan imam untuk membaca amin dengan suara keras, bersamaan dengan makmum dan para malaikat. Hadits tersebut antara lain adalah :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَمَّنَ الْإِمَامُ فَأَمِّنُوا فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَقَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ آمِينَ
Dari Abu Hurairah bahwasanya beliau bersabda,” Jika imam membaca amin, maka hendaklah kalian membaca amin. Sesungguhnya siapa saja yang bacaan amiennya bersamaan dengan bacaan amin para malaikat, dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” Ibnu Syihab Az Zuhri berkata,” Adalah Rasulullah mengucapkan amien.”[2]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَمَّنَ الْقَارِئُ فَأَمِّنُوا فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تُؤَمِّنُ فَمَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah dari Nabi, beliau bersabda,” Jika imam membaca amin, maka hendaklah kalian membaca amin. Sesungguhnya para malaikat juga membaca amin. Maka barang siapa bacaan amiennya bersamaan dengan bacaan amin para malaikat, dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”[3]
عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَرَأَ ( وَلَا الضَّالِّينَ ) قَالَ آمِينَ وَرَفَعَ بِهَا صَوْتَهُ
Dari Wail bin Hujr ia berkata,” Adalah Rasulullah jika membaca (wa la adh dhaalin), beliau mengucapkan amin dan meninggikan suaranya.”[4]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَلَا ( غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ) قَالَ آمِينَ حَتَّى يَسْمَعَ مَنْ يَلِيهِ مِنَ الصَّفِّ الْأَوَّلِ
Dari Abu Hurairah, ia berkata,“ Adalah Rasulullah jika membaca (Ghairil maghdhubi ‘alaihim wa laa adh dhaalin), beliau membaca amien, sehingga orang yang berada di shaf pertama di belakang beliau mendengarnya.”[5]
Dengan demikian, disunahkan bagi imam untuk juga membaca amin dengan suara keras bersama para makmum. Bila suara amin imam atau makmum bersamaan dengan suara amin para malaikat, maka insya Allah Ta’ala, dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni. Wallahu a’lam bish shawab.
[1] - Al Majmu’ Syarhu Al Muhadzab 3/324. Al Mughni 2/160. Al Fiqhu ‘ala Al Madzahib Al Arba’ah 1/226. Ibanatul Ahkam Syarhu Bulughil Maram 1/302. Al ‘Aziz Syarhu Al Wajiz 1/505. Al Salsabil Fi Ma’rifati Dalil 1/191. Fatawa Al Lajnah Ad Daimah 6/421. Syarhu Sunah 2/242.
[2] - HR. Bukhari no. 780 Muslim no. 410, Abu Daud no. 936, At Tirmidzi no. 250, An Nasai no. 927, Ibnu majah no. 751.
[3] - HR. Bukhari Kitabu Da’awat no. 6402, An Nasai 2/143, Ahmad 2/238, Al Baihaqi 2/55, Ibnu Majah no. 852.
[4] - HR. Tirmidzi no. 248, Abu Daud no. 932, ad Daarimi 1/284, Ad Daruquthni 1/333. Dinyatakan hasan oleh At Tirmidzi dan Abu Daud.
[5] - HR. Abu daud : Kitabu Sholat no. 934, Ad Dariuquthni 1/335, Ibnu majah no. 853 dengan tambahan “ maka masjid ramai karenanya.”
0 komentar:
Posting Komentar