INTISARI
100 KEJAHILIYAHAN YANG DIBENCI RASULULLAH saw.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
Orang yang mengakui adat jahiliyah dan mempercayainya akan menyebabkan ia ingkar kepada ajaran Rasulullah saw Di antara bentuknya adalah:
1. Berdoa kepada orang shalih di antara mereka.
Yaitu mereka beribadah dengan menyertakan orang shalih di antara mereka ketika memohon dan beribadah kepada Allah SWT. Mereka mengira hal itu untuk mengagungkan orang shalih yang dicintai Allah SWT dan mengharap syafa'at mereka di sisi Allah. Allah Ta’ala berfirman: "Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfa'atan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu)." (QS. Yuunus: 18)
Ini adalah masalah yang sangat dibenci dan dilarang oleh Rasulullah saw. Beliau menyuruh untuk ikhlas dalam beribadah dan beramal, karena hal itu menjadi syarat diterimanya ibadah.
2. Perpecahan
Orang-orang jahiliyah berpecah belah dan menganggap ketaatan sebagai sesuatu yang rendah, maka Allah SWT menyuruh mereka bersatu dan melarang berpecah belah dengan firman-Nya QS. Ali Imran: 102-103.
3. Menyalahi pemimpin di antara mereka
Menyalahi perintah dan tidak melaksanakan ketaatan kepada para pemimpin merupakan tindakan yang mulia bagi orang yang mengagungkan dan mengangkat panji-panji jahiliyah. Sedangkan Rasulullah saw memerintahkan untuk mentaati dan menasihati pemimpin di antara mereka.
4. Taklid
Kaidah dasar ideologi orang-orang kafir dibangun di atas dasar taqlid. Allah SWT berfirman: "Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka". (Rasul itu) berkata: "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?” Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya." (QS. az-Zukhruf: 23-24) juga firman Allah QS. al-A'raf: 3 & QS. al-Baqarah: 170.
5. Mengikuti ulama fasik dan ahli ibadah yang jahil
Mengikuti jejak kefasikan orang alim dan ahli ibadah yang bodoh sangat dilarang Allah SWT. Allah berfirman: "Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus." (QS. al-Maidah: 77)
6. Berhujah dengan ajaran nenek moyang tanpa adanya dalil yang benar
Berdalil dengan apa yang diikuti nenek moyang tanpa hikmah dan dalil yang benar adalah batil dan dibenci Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana kisah perdebatan antara Musa dengan Fir'aun QS. Thaahaa: 49-54, QS. Al-Qashash: 36-37. Allah meneragkan penolakan kaum Nabi Nuh terhadap apa yang diserukannya, QS. Al-Mukminun: 23.
Orang-orang kafir Jahiliyah tidak menerima seruan Rasulullah saw. dengan dalih tidak pernah diajarkan oleh nenek moyang mereka dan tidak pernah mengetahuinya. Ini menunjukkan kebodohan mereka. Kalau mereka mau menggunakan mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar niscaya mereka akan mengetahui hakikat kebenaran dengan dalil yang benar.
7. Kebatilan diukur dengan sedikitnya pendukung
Pendapat atau kaidah ini ditentang oleh Allah SWT dengan firman-Nya, "Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk." (QS. al-An'am: 116-117)
Orang yang keluar dari kebenaran tidak boleh diikuti oleh orang yang mempunyai mata hati. Kebenaran lebih berhak diikuti walaupun pendukungnya sedikit. Allah memberitahukan bahwa pengikut kebenaran sangat sedikit, tetapi jumlah yang sedikit itu tidak menjadikan mereka berkecil hati.
8. Suatu dianggap batil karena terasa aneh
Ini termasuk perbuatan jahiliyah yang batil. Siksa dan kehancuran yang menimpa umat-umat terdahulu yang disebabkan kekufuran dan maksiat yang telah mereka perbuat, tidak ada yang diselamatkan oleh Allah kecuali hanya sedikit saja. Hal ini menunjukkan kebatilan keyakinan jahiliyah ini. QS. Huud: 116.
9. Tertipu dengan kekuatan yang dimiliki
Persepsi suatu kaum terdahulu bahwa diri mereka terlepas dari kesesatan karena diberi karunia kekuatan, kekuasaan dan kecerdasan yang brilian telah Allah batalkan dengan menghancurkan mereka.
Seharusnya mereka menggunakan karunia itu untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah serta mensyukuri seluruh nikmat yang telah dianugerahkan kepada mereka. Tetapi, mereka tidak mempergunakan pendengaran, penglihatan dan hati mereka untuk mendengarkan, melihat, memikirkan dan merenungi wahyu Allah, peringatan rasul-rasul-Nya maupun ayat-ayat kauniyah-Nya, sehingga semua itu tidak berguna bagi mereka. Mereka tidak mengenal Allah dan bahkan mengingkari ayat-ayat-Nya sehingga mereka mendapatkan adzab yang pedih.
Barangsiapa menolak kebenaran dengan alasan kehidupannya yang lebih baik, maka ia telah melangkahkan kakinya memasuki pintu jahiliyah. Allah berfirman: "Dan setelah datang kepada mereka al-Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la'nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu." (QS. al-Baqarah: 89)
10. Tertipu dengan harta yang banyak
Salah satu perbuatan jahiliyah adalah mereka membanggakan harta kekayaan dan menganggap dirinya lebih dicintai Allah. Allah berfirman: "Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan-pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk me-nyampaikannya". Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab. Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal (saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam syurga)." (QS. Saba': 34-37)
Kecintaan dan keridlaan Allah akan tercapai dengan ketaatan dan patuh kepada Rasul-Nya serta beriman kepada bukti-bukti yang dibawanya.
Adapun kehidupan yang bergelimang harta, rizki yang lapang serta kahidupan yang mewah, bukan suatu bukti orang itu akan selamat. Kalau orang yang banyak bermaksiat mengetahui bahwa nilai dunia berserta isinya sama seperti sayap seekor nyamuk, maka mereka tidak akan merasa nikmat ketika meminum seteguk air. (QS. az-Zukruf: 33).
Para pengikut jahiliyah mengklaim bahwa mereka berada dalam kebenaran, karena diberi karunia dan kemewahan dunia. Pendapat ini jauh dari kebenaran dan orang yang berakal seharusnya tidak terbius dengannya.
11. Meremehkan kebenaran karena melihat pengikutnya adalah golongan-golongan lemah.
Orang-orang jahiliyah menolak kebenaran karena para pendukungnya adalah golongan orang yang lemah dan rendahan. Sebagaimana kaum nabi Nuh as. yang menolak ajaknnya dengan beralasan para pendukungnya adalah orang-orang yang lemah. QS. asy-Syu'ara': 105-115. mereka menjadikan dunia sebagai barometer kebenaran.
12. Menfitnah para pendukung kebenaran
Mereka biasa menuduh para pendukung kebenaran dengan hal ynag tidak ada pada mereka. Seperti tuduhan bahwa mereka tidak ikhlas dalam beramal dan hanya mengharapkan dunia dan lain-lainnya.
13. Tidak mau mendukung kebenaran karena melihat pengikutnya adalah golonga lemah.
Ciri khas orang jahiliyah adalah enggan bergabung dalam kebenaran karena adanya orang-orang yang lemah dan rendahan masuk di dalamnya, mereka merasa lebih tinggi dan sombong. QS. Al-An'am: 52-53.
14. Sombong & menolak kebenaran dari orang lain karena merasa ia lebih mulia
Salah dan benar adalah menurut ukuran versi mereka. Mereka selalu merasa benar karena merasa lebih mulia, sedangkan kesalahan ada pada kelompok lain.
15. Bodoh terhadap ayat-ayat yang dapat diqiyas dengan yang tidak bisa.
Kesalah mereka dalam masalah qiyas:
a. Mengambil dalil dengan qiyas yang tidak benar.
b. Mengingkari qiyas yang benar.
c. Tidak mengetahui dalil-dalil yang bisa diqiyaskan dan tidak.
Seorang nabi tidak bisa diqiyaskan dengan salah seorang di antara manusia karena Allah telah memilihnya dari sekian banyak manusia untuk menyampaikan risalah dan wahyu-Nya. Begitu juga karaktristik dan keistimewaan mereka tidak bisa diqiyaskan dengan manusia manapun.
16. Bersikap ghuluw (berlebihan) terhadap orang shalih di antara mereka.
Orang-orang jahiliyah dari kalangan Ahlul Kitab, Yahudi menganggap Uzair sebagai anak Allah, sedang Nashrani menganggap Isa bin Maryam sebagai anak Allah. Mereka juga menjadikan para ulama sebagai tuhan yang menghalalkan dan mengharamkan sesuatu, berdoa dan meminta syafa'at dari mereka. Dan hal semacam ini menular pada masyarakat jahiliyah Arab.
17. Berdalih tidak memahami ajaran Islam.
0 komentar:
Posting Komentar