Copyright © ISLAMIND
Design by Dzignine
Sabtu, 17 Desember 2011

Lelah Hidup Sendiri


Lelah Hidup Sendiri

- Saya muslimah berjilbab berusia 34 tahun, sukses dalam karir. Memiliki banyak teman baik laki-laki maupun perempuan. Teman-teman saya bilang, saya cantik dan menarik, dua nilai lebih yang saya miliki selain memang saya terbilang cukup memiliki banyak prestasi. Sewaktu kuliah dulu, saya bintang di kampus dengan segudang prestasi diraih selain nilai IPK yang diatas rata-rata. Namun segala nilai lebih itu ternyata tidak sejalan beriringan dengan kehidupan cinta saya yang kerap berakhir dengan kegagalan, dan ini jelas saya rasakan sebagai bencana. Beberapa kali saya mencoba melakukan hubungan yang serius dengan lelaki. Saat mulai berkenalan untuk menjajaki kesamaan visi dan kecocokan berbagai hal lainnya dengan seorang lelaki beberapa tahun lalu misalnya, dia nampak mengesankan dengan kebagusan kepribadiannya. Namun ketika saya menanyakan kesungguhannya untuk melanjutkan hubungan ke arah pernikahan, dengan sopan ia pun mundur teratur, dan ini tidak hanya sekali. Dalam 6 tahun terakhir sudah lebih dari 4 kali saya melakukan proses hubungan dengan lelaki, dari yang biasa, sedang sampai yang berpendidikan tinggi, namun yang membuat saya kesal, beberapa dari mereka minder dengan segala kelebihan yang saya miiki, atau minder hanya karena gajinya lebih rendah dari saya. Lelaki terakhir bersedia menikah dengan saya dengan syarat saya mau berdandan sesuai kemauannya, termasuk melepas jilbab, ini jelas tidak mungkin saya lakukan. Adakah yang salah dengan kepribadian saya? Saya pernah tanyakan kepada seorang psikolog, dan menurutnya tidak ada masalah dengan kepribadian saya. Saya juga bertanya kepada teman satu kost yang juga teman terbaik, dengan jujur ia mengatakan, saya baik hati, hangat dan menyenangkan. Ah, apa karena saya berjilbab sehingga harus menanggung semua bencana ini? Ya Allah, sampai kapan saya harus sendirian, lelah sudah saya hidup sendirian … (Muslimah di Jakarta).
Kompas Cyber Media (KCM) dalam salah satu artikelnya menuliskan, Dan Savage, kolumnis dalam WebMD’s Savage Family Advice dan penulis buku Savage Love berujar singkat, “Jangan mengasihani diri sendiri”. Dalam keadaan ini, menurut Savage, tidak banyak nasihat yang bisa disampaikan, kecuali: Tetaplah bersemangat, Keep your spirits up, jangan berkubang kesedihan dan tenggelam dalam keputusasaan. Pasti ada laki-laki diluar sana untuk anda. Jadi, lakukan sesuatu, pergilah ke banyak tempat yang menarik minat dan siapa tahu anda akan menjumpai pasangan anda.
Begitulah nasihat yang selalu diberikan dari masa ke masa, bagi para lajang yang sulit mendapatkan pasangan, nasihat kuno tapi sungguh beralasan. Jangan pernah mengatakan kegagalan terus menerus dalam sebuah hubungan “cinta” atau proses membangun rumah tangga sebagai sebuah bencana, karena sesungguhnya itu bukanlah bencana. Bencana yang sesungguhnya justru banyak dialami orang yang sudah berumah tangga, seperti kekerasan seksual dalam rumah tangganya, ditinggalkan sesaat sesudah menikah, pasangannya yang sebelumnya begitu manis, ternyata berubah menjadi lelaki beringas dan kejam setelah menikah, atau mendapatkan pasangan yang memiliki kelainan jiwa. Sedangkan kesulitan mendapatkan pasangan, hanyalah persoalan waktu dan mungkin saja Allah sedang menguji kesabaran atau terlebih dulu ingin memberi kesempatan anda untuk mengumpulkan segala kesiapan sebelum menemukan seseorang yang bisa diajak berbagi hidup untuk selamanya.
Savage menambahkan, satu-satunya cara mencegah anda frustasi dalam keadaan ini adalah menguatkan dan menenangkan diri sebelum mencoba dan memulai lagi sejumlah proses atau hubungan yang mungkin saja juga akan berakhir dengan kegagalan dan membuat anda frustasi lagi. Sikap yang paling tepat menurut Savage adalah selalu melihat sisi terang dari semua kegagalan yang pernah anda alami dan itulah yang akan membuat semangat anda terus menyala.
Sementara itu, jodoh adalah rahasia Allah Swt, Kapan, bagaimana caranya berjumpa dan siapa dia, terkadang kisahnya benar-benar diluar dugaan. Dan kita tidak akan pernah dapat memastikan hal-hal yang tidak jelas tersebut, betapapun menggebunya keinginan berumahtangga yang saat ini anda rasakan. Sepatu bot merah kecil, salah satu kisah yang cukup menarik dalam buku Chicken Soup For The Couple’s Soul, dimana seorang gadis menikah dengan seorang pemuda yang ternyata adalah seorang pemuda kecil yang saat mereka masih berusia tidak lebih dari 10 tahun saling mengagumi di sebuah peternakan kuda. Dan mereka saling diingatkan dengan tentang kejadian masa lalu itu oleh sepatu bot kecil berwarna merah yang dipakai anak mereka.
Perempuan pada usia diatas 30 tahun, seringkali timbul perasaan ingin segera menikah dan sedemikian khawatirnya akan menjadi tua tanpa menikah, tidak sedikit yang kemudian terjebak menikah dengan laki-laki gombal yang pandai merayu bahkan menikahi si perempuan semata karena ingin dibiayai hidup, itu yang dikatakan konsultan keluarga sakinah di web eramuslim, Ustadz HM Ihsan Tanjung.
Menurut Ihsan Tanjung, sebaik-baiknya yang anda dapat lakukan adalah bertekad untuk menikah dengan orang baik dan berdo’a sambil berusaha dan sambil tetap menjalankan kehidupan anda sebagaimana kesempatan yang ada. Anda, tambahnya, harus berkeinginan kuat untuk hanya menikah dengan pria yang shaleh, maka insya Allah Dia Yang Maha Kuasa akan memberikan yang demikian. Wallahu 'alam bishshowaab. (Sebagian isi artikel mengutip artikel KCM).


0 komentar:

Posting Komentar