بسم الله الرحمن الرحيم
JIKA SHALAT DIAKHIRKAN
فخلف من بعدهم خلف أضعوا الصلاة واتبعوا الشهوات فسوف يلقون غيا . إلا من تاب وأمن وعمل صالحا
“Maka datanglah sesudah mereka pengganti ( yang jelek ) yang meremehkan sholat dan menuruti hawa nafsunya, maka mereka kelak akan mnemui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal sholeh.” ( QS. Maryam : 59-60 )
Para ulama mengomentari ayat diatas dengan tafsirnya yang terdapat dalam Ibnu katsir sebagai berikut :
- Muhammad bin Ka’ab Al Qur’an Al Qurdly, dan ibnu Zaid bim Aslam dan Sady yang disebut meremehkan sholat adalah Meninggalkan Sholat ( Tidak sholat )
- Al Auz’I, ibnu Maasud, Ibnu jarir, Ibnu Juraih meremehkan sholat adalah meremehkan waktu
- Al Hasan Al-Bashri meremehkan sholat adalah meninggalkan Masjid
( Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim, Ibnu katsir : 3 / 21 )
Menurut Ibnu Abbas Rhodliallohu ‘Anhu : Pengertian meninggalkan sholat tidak berarti meninggalkan sholat itu sama sekali. Tetapi Said bin Musayyib mengatakan : Orang itu tidak sholat Ashar,Dzuhur kecuali hingga datangnya waktu maghrib, tidak sholat maghrib hingga datangnya waktu Isya’ dan tidak sholat Isya’ hingga datangnya Fajar ( shubuh ).
Alloh Ta`ala berfirman :
فويل للمصلين اللذين هم عن صلاتهم ساهون
“Maka celakalah orang-orang yang sholat. Yaitu orang-orang yang lalai dari saholatnya.”
( Al-Ma’un : 4-5 )
Kata Saad bin abi Waqosh : Aku telah bertanya kepada Rosululloh Shalallahu Alaihi Wasallam tentang mereka yang melalaikan sholatnya, maka beliau menjawab Yaitu “ Mengakhirkan waktu ,“yakni mengakhirkan waktu sholat.
Alloh Ta`ala beriman :
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Alloh. Barang siapa yang berbuat demikian , maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” ( Al Munafiqun : 9 )
Menurut Ad-Dhohak dalam tafsir Fathul Qodir 5 / 289 bahwa kata “ Dzikrillah “
( mengingat Alloh ) yaitu sholat lima waktu. Barang siapa yang disibukkan dengan harta, jual beli, mencari penghidupan, mengurus anak-anaknya sehingga melalaikan sholat ( keluar dari waktu ) maka mereka akan termasuk orang-orang yang rugi.
Rosululloh Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“ Pertama kali yang akan dihisab pada seseorang pada hari kiamat dari amalnya, yaitu tentang sholatnya. Jika sholatnya benar maka ia beruntung dan berhasil, dan jika sholatnya itu kurang ( tidak benar ) maka ia rugi dan menyesal.” ( HR Ahmad, Ad Darimi, Thobroni, dan Al Hakim )
Umar bin Khothob berkata telah datang seorang laki-laki bertanya kepada Rosululloh; seraya berkata : “ Ya Rosululloh ! Amal apakah yang paling dicintai Alloh dalam Islam ? Nabi Menjawab : Sholat pada waktunya, barang siapa yang meninggalkan sholat maka ia tidak beragama, dan sholat itu adalah tiang agama.
Alloh berfirman :
إن الصلاة كانت على المؤمنين كتاباموقوتا
“Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” ( An-Nisa’ 103 )
Ibnu Hazm Berkata : “Tidak ada dosa yang lebih besar sesudah syirik, kecuali bagi orang yang mengakhirkan sholatnya dari waktunya yang sebenarnya, dan juga membunuh seorang mukmin dengan cara yang tidak hak”.
Rosululloh Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Jika seseorang sholat pada awal waktunya, maka sholat itu akan naik ke atas langit merupakan cahaya hingga berhenti di ‘arsy, lalu sholat itu memintakan ampun untuk pelakunya hingga hari kiamat, sambil mengatakan : Semoga Alloh melindungimu, sebagaimana engkau telah menjaga aku. Dan jika seorang sholat di luar waktunya, maka sholatnya itu naik ke atas langit dengan diliputi kegelapan. Kemudian jika telah sampai ke atas langit lalau dilipatlah sholat orang itu seperti melipat kain yang robek, dan kemudian dipipukulkan kepada pelaku sholat tersebut sambil berucap : Semoga Alloh mengabaikan kamu sebagaimana engkau telah mengabaikan aku “. ( HR. Thobroni )
من جمع بين صلاتين من غير عذر فقد اتى بابا عظيما من أبواب الكبائر
“Barang siapa yang mengumpulkan dua sholat tanpa berhalangan, maka sungguh dia telah mendatangi pintu besar dari pintu-pintu dosa besar.” ( HR At Tirmudzi dan Al Hakim )
Maka disini merupakan penjelasan tentang keharusan seseorang untuk melaksanakan sholat bersama imam ( Sholat jamaah ).
Ka’bul Ahbar berkata : Demi Alloh tidaklah turun ayat ini ( QS Al-Qolam 42-43 ) kecuali pada mereka yang tidak mau bersholat jamaah.
” Sungguh aku bermaksud memerintahkan sholat, maka dirikanlah sholat, kemudian aku memerintahkan orang untuk menjadi imam sholat diantara manusia. lalu aku pergi, dan bersamaku beerapa ornag yang memawa ikatan-ikatan kayu menuju oirang-orang yang tidak mau sholat jamaah itu, lalu aku membakar rumah-rumah mereka dengan api”.
( HR Al-Bukhori dan Muslim )
Ibnu Umar berkata : Kami jika melihat ada orang yang ketinggalan sholat isya’ dan Shubuh dengan berjamaah, maka kami buruk sangka bahwa dia itu adalah orang yang munafiq.” ( HR. Thobroni dan Ibnu Khuzaimah )
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
اَلصَّلَاةُ عِمَادُ الدِّيْنِ , فَمَنْ أَقَامَهَا فَقَدْ أَقَامَ الدِّيْنَ , وَمَنْ هَدَمَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدِّيْنَ
“ Shalat itu adalah tiangnya dien, barang siapa yang mendirikanya sungguh ia telah mendirikan dien, dan barang siapa yang meninggalkan shalat, sungguh ia telah meruntuhkan dien “. ( HR Al Baihaqi ).
Imam Ahmad bin Hanbal dalam Kitabus Shalah halaman : 356 mengatakan, :
“ Shalat itu tiang dinul islam, setelah hilang lenyap dinul islam, hilang-lenyaplah islam. Shalatlah sebagai ahir dari dien islam ini, sebab itu maka pegang teguhlah shalat itu, jangan disia-siakan atau diremehkan, ketahuilah bahwa rumah apabila telah patah tiangnya,tiadalah berguna lagi dinding-dindingnya dan kasau-kasaunya.
Dalam sebuah hadist shahih yang bersumber dari Ibnu Mas`ud Rasulullah bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسِبَ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ اَلصَّلاَة , فَإِنْ صلحت فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ, وَإِنْ فسدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
“ Pertama kali yang akan dihisab amal seseorang pada hari kiamat, adalah tentang shalatnya. Jika shalatnya benar maka ia beruntung dan berhasil, dan jika shalatnya itu kurang ( tidak benar ) maka ia rugi dan menyesal.” ) HR At Tirmidzi : hadist no : 413 dan dinyatakan shahih oleh syeikh Muhammad Nasirudin Albani, dalam Shahih Al Jami` As Shaghir Waziyadah 1/405 hadis no : 2020 )
Dalam tafsirnya imam Al Qurthubi menceritakan suatu hasdits yang diriwiyatkan dari Ibnu Dinar : “ Seorang laki-laki yang tinggal di Madinah berpisah dengan ibu dan adik perempuannya, sehingga ketika dia mendengar kabar bahwa adik perempuannya sakit keras, bergegas ia tinggalkan kota Madinah, ia datangi rumah ibu dan dimana rumah adik perempuannya tinggal, sampai-sampai ketika adiknya meninggal dia ikut menggali kuburnya, dia turun keliang lahat, memasukkan jenazah adiknya, menutupi dengan tanah sampai proses penguburan berakhir.Pulang ia bersama para pengantar jenazah. Setelah sampai dirumah barulah sadar,ada KIS ( Dompet ) yang berisi uang beratus ratus dinar yang terjatuh dalam kubur adiknya ketika dia sedang berusaha menutupi jenazah adiknya dengan tanah, bergegas dia kembali ke kubur, dia gali sedikit demi sedikit dan sampai ketika dia sudah menemukan dompet tadi terlintaslah fikirannya untuk melanjutkan menggali kubur adiknya ingin melihat bagaimana keadaan adiknya sendirian dalam kubur.
Ketika penggalian berakhir didapati api menyala-nyala didalam tubuh addiknya, didalam kubur didalam lahatnya, terperangahlah ia melihat suasana itu, cepat,cepat ia tutup kembali kubur itu dan bergegas kembali menemui ibunya.
Ibuku! ceritakanlah kepadaku apa yang telah diperbuat adikku sewaktu hidup ? ada sesuatu yang maha dasyat, sesuatu yang sangat menakutkan aku, aku dapatkan didalam kuburnya. Ibunya menjawab : Saudaramu telah mati, jangan kamu tanyakan kepadaku perbuatan-perbuatan buruk yang telah dia lakukan.
Wahai anakku ketahuilah bahwa adikmu diwaktu hidup, ia suka menunda-nunda perbuatan sholatnya ( mengerjakan diakhhir waktu dan diantara kebiasan buruk dia adalah suka mencari-cari rahasia saudaranya ( mencari aib sesama muslim ) kemudian dia ceritakan kepada orang banyak. ( Tafsir Al Jami’ Li-Ahkami Al-Qur’an, Imam Al Qurthuby : 16 / 334 )
Sebagai ibroh kisah para salaf itu perlu kita teladani dan tentunya menuntut sebuah pengamalan agar kita selamat dan terhindar dari siksa dan adzab Alloh baik di dunia maupun akherat.
Wallohu A’lam Bishshowab.
0 komentar:
Posting Komentar