Hasad atau dengki adalah menginginkan hilangnya nikmat dari seseorang. Orang yang dengki hatinya akan sakit manakala melihat saudaranya mendapat nikmat. Ini adalah penyakit hati yang berbahaya dan sedikit sekali orang yang selamat darinya.
Dengki itu haram karena Rasulullah e pernah bersabda, "Dan janganlah kalian saling mendengki". (HR. Muslim).
Hikmah dari diharamkannya hasad atau dengki ini ialah karena ia suatu bentuk penyanggahan terhadap Allah I. Orang yang dengki itu lisannya berkata, 'Ya, Tuhan, kenapa Engkau anugerahkan kepada si Fulan nikmat berupa harta, kedudukan atau nikmat yang lainnya dan tidak Engkau anugerahkan kepadaku?
Hasad adalah akhlak kaum Yahudi
Allah I berfirman, Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya. (QS. 4:54)
yang dimaksud dalam ayat ini adalah kaum Yahudi sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas t, 'Mereka mendengki Rasulullah e karena kenabiannya dan mendengki shahabat-shahabat beliau karena keimanan mereka terhadap Rasulullah e .
Al Qur'an telah menceritakan kepada kita tentang dampak buruk dari penyakit hasad ini :
1. ketika saudara–saudara Yusuf u dengki kepada beliau maka mereka berbuat aniaya terhadap nya yang menyebabkan Yusuf u masuk ke dalam sumur, lalu mjd budak dan akhirnya mendekam di penjara. Al Qur'an mengisahkanhal ini dalam q.s Yusuf : 8-10.
2. karena hasad inilah maka Qobil membunuh Habil, sebagaimana diceritakan dalam q.s. al Maidah : 27-30.
3. karena hasad ini pula maka Iblis (la'natullahi alaihi ) kafir kepada Allah I dan tidak mau sujud kepada Adam u Dia mendengki Adam u atas kenikmatan yang Allah I berikan kepadanya. Karena itu para ulama berkata bahwa kemaksiatan yang pertama dimuka bumi adalah hasad dan kemaksiatan yang pertama dilangit adalah hasad pula.
4. Kaum Yahudi tidak beriman kepada Rasulullah e setelah jelas bagi mereka bukti-bukti kenabiannya karena hasad yang menyelinap dalam hati mereka.
Keutamaan orang yang membersihkan dirinya dari hasad:
Anas bin Malik t berkata: "Kami pernah duduk-duduk bersama Rasulullah e lalu beliau bersabda: "Akan datang kepada kalian sekarang ini seorang dari penghuni surga" maka muncullah seorang laki-laki dari kaum Anshor yang bekas air wudhunya masih menetes di janggutnya, ia menenteng kedua sandalnya dengan tangan kirinya. Keesokan harinya nabi e bersabda seperti kemarin, lalu muncullah orang tersebut seperti kemarinnya. Pada hari yang ketiga nabi e bersabda seperti itu pula, lalu muncullah orang tersebut persis seperti keadaannya pada hari pertama. Maka setelah nabi e bangkit, Abdullah bin Amru ra mengikuti orang itu lalu berkata kepadanya 'Aku dimarahi oleh ayahku, lalu aku bersumpah tidak akan masuk kepadanya selama tiga hari. Jika engkau izinkan maka aku akan tinggal di rumahmu'. Dia menjawab, 'Ya, boleh'. Kemudian Abdullah t bermalam bersamanya selama tiga malam berturut-turut akan tetapi ia tidak melihat orang tersebut shalat malam sedikitpun sampai datang waktu fajar, hanya saja Abdullah t berkata, 'Akan tetapi aku tidak pernah mendengar orang itu berbicara kecuali yang baik-baik saja'. Maka setelah berlalu tiga malam dan hampir saja aku meremehkan amal-amalnya lalu aku pun berkata, 'Wahai hamba Allah, sebenarnya antara aku dan ayahku tidak ada masalah, akan tetapi aku mendengar Rasulullah e bersabda tentang engkau selama tiga kali, "Akan muncul kepada kalian sekarang ini salah seorang dari penghuni surga". Lalu engkaulah yang muncul selama tiga kali tersebut, maka aku ingin tinggal dirumahmu untuk melihat amalmu agar aku dapat mencontohnya, akan tetapi aku tidak melihat engkau melakukan suatu amal yang besar, maka apa sebenarnya yang membuat Rasulullah e bersabda seperti itu?'. Ia berkata, 'Amalku seperti apa yang engkau lihat'. Ketika aku berpaling darinya, ia memanggilku dan berkata, 'Amalku seperti apa yang engkau lihat, hanya saja aku tidak pernah menyimpan dalam hatiku kebencian terhadap seorang pun dari kaum muslimin dan aku tidak pernah mendengki seorang pun atas nikmat yang Allah berikan kepadanya'. Maka Abdullah t berkata, 'Nah inilah yang menyampaikanmu kepada surga tersebut'. (HHR. Ahmad, Nasai; dihasankan oleh al Albani).
Ancaman terhadap orang yang hasad
Rasulullah e bersabda, "Jauhilah olehmu sifat hasad (dengki), karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan (hasanat) sebagaimana api memakan kayu bakar". (HR. Abu Daud)
Saudaraku ….. hindarilah olehmu hasad, karena ia adalah penyakit hati yang berbahaya. Jika engkau ridha dengan Allah I sebagai Rabbmu, maka engkau harus ridha terhadap apa saja yang diperbuat oleh Allah I terhadap dirimu dan orang lain. Jika muncul dalam hatimu hasad terhadap saudaramu maka segeralah engkau tepiskan bisikan tersebut dan do'akanlah kebaikan untuk saudaramu tersebut. Rasulullah e telah menjanjikan surga kepada seorang shahabatnya karena kebersihan hatinya dari hasad.
0 komentar:
Posting Komentar