ijk
DUKUN DAN SEJENISNYA
- Pengertian
Dukun adalah orang yang mengambil informasi pendengaran dari setan yang mencuri pendengarandari langit.
Al-Baghawy berkata, "Al-'Arraf (orang pintar) ialah orang yang mengaku tahu dengan menggunakan isyarat-isyarat untuk menunjukkan barang curian atau tempat barang hilang dan semacamnya. Ada yang mengatakan bahwa dia adalah kahin (dukun), padahal kahin adalah orang yang memberitahukan perkara-perkara gaib yang akan terjadi dimasa datang. Ada pula yang mengatakan, yaitu orang yang memberitahukan apa yang tersimpan dalam hati seseorang."
Abul Abas Ibnu Taimiyah berkata, Al-'Araf adalah sebutan untuk tukang ramal, ahli nujum, tukang ramal, peramal nasib dan sebangsanya, yang menyatakan tah u tentang perkara-perkara (yang tidak diketahuioleh orang lain) dengan cara-cara tersebut.")[1]
Ibnu Hajar Al-Atsqalany berkata, Dukun adalah orang yang mengabarkan beberapa perkara tyang tersembunyi sebaginan besara namun mayoritas salah. Dan ia mengklaim bahwa jin telah mengabarinya. Maka siapa pun yang mengaku mengetahui sebuah perkara ghaib, dia bisa jadi dikategorikan orang yang menyandang sebutan sebagai dukun atau terlibat dalam makna nama itu sehingga kepadanya disandangkan.[2]
- Tiada seorang pun yang mengetahui hal ghaib selain Allah
Pada dasarnya perkara-perkara ghaib itu hanya ilmu yang dikhususkan bagi Allah saja. Alalh Ta'ala berfirman,
* ¼çnyYÏãur ßxÏ?$xÿtB É=øtóø9$# w !$ygßJn=÷èt wÎ) uqèd 4 ÞOn=÷ètur $tB Îû Îhy9ø9$# Ìóst7ø9$#ur 4 $tBur äÝà)ó¡n@
`ÏB >ps%uur wÎ) $ygßJn=÷èt wur 7p¬6ym Îû ÏM»yJè=àß ÇÚöF{$# wur 5=ôÛu wur C§Î/$t wÎ) Îû 5=»tGÏ.
&ûüÎ7B ÇÎÒÈ
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" Qs. Al-An'am, 06:59.
Akan tetapi Allah menampakkan perkara ghaib kepada orang-orang Dia ridlai dari para rasul-Nya. Dia berfirman,
ãNÎ=»tã É=øtóø9$# xsù ãÎgôàã 4n?tã ÿ¾ÏmÎ7øxî #´tnr& ÇËÏÈ wÎ) Ç`tB 4Ó|Ós?ö$# `ÏB 5Aqß§ ¼çm¯RÎ*sù à7è=ó¡o .`ÏB Èû÷üt/ Ïm÷yt ô`ÏBur ¾ÏmÏÿù=yz #Y|¹u ÇËÐÈ
"(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya." Qs. Jin, 72:26-27.
Dalam sebuah hadits dari Umar bin Khathab ra. yang diriwayatkan oleh Buhkary dan Muslim, "Ketika Jibril bertanya kapadanya saw. tentang As-Sa'ah (hari qiyamat) beliau bersabda,
ما المسؤول عنها بأعلم من السائل!
"Tidaklah yang ditanya lebih tentangnya mengerti dari yang bertanya."
Lalu Rasulullah hanya menyebutkan tanda-tandanya saja. Maka itu menunjukkan bahwa beliau hanya mengetahui hal yang ghaib yang telah Allah ajarkan kepadanya. Adapun selainnya Allah hanya mengkhabarkan perkara-perkara ghaib kepada Rasulullah ketika diperlukan.[3]
Demikian pula dari kalangan jin tidak ada yang mengetahui perkara ghaib. seperti dalam kisah nabi Sulaiman ketika jin berada dibawah kekuasaannya. Allah Ta'ala berfirma,
$£Jn=sù $uZøÒs% Ïmøn=tã |NöqyJø9$# $tB öNçl°;y 4n?tã ÿ¾ÏmÏ?öqtB wÎ) èp/!#y ÇÚöF{$# ã@à2ù's? ¼çms?r'|¡YÏB ( $£Jn=sù §yz ÏMuZ¨t7s? `Ågø:$# br& öq©9 (#qçR%x. tbqßJn=ôèt |=øtóø9$# $tB (#qèVÎ6s9 Îû É>#xyèø9$# ÈûüÎgßJø9$# ÇÊÍÈ
"Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan." Qs. Saba, 34:14.[4]
Allah Ta'ala menceritakan tentang wafatnya nabi Sulaiman serta bagaiman Allah merahasiaknnya di hadapan para jin yang ditundukkan untuknya pekerjaan-pekerjaan berat. Beliau diam dalam keadaan bersandar pada tongkatnya,[5] lalu ketika binatang-binatang tanah (rayap) memakannya, rapuhlah tongkat itu dan nabi Sulaiman jatuh ke tanah, sehingga barulah diketahui bahwa dia telah wafat sebelum itu dalam waktu yang cukup lama. Tampaklah nyata bagi jin dan manusia, bahwasanya para jin tidak mengetahui perkara yang ghaib sebagaimana yang telah mereka perkirakan dan mereka tunjukkan kepada manusia.[6]
- Kebenaran dukun disebagian waktu
Ibnu 'Abbas ra. berkata, "Telah menceritakan kepadaku salah seorang sahabat Rasulullah saw. bahwa ketika mereka sedang duduk-duduk bersama beliau pada suatu malam, tiba-tiba ada bintang yang dilenparkan kemudian menyala terang, lalu nabi bertanya kepada mereka,
ماذا كنتم تقولون في الجاهلية ؟
"Apa yang kalian katakana pada masa jahiliyah dahulu." Mereka menjawab, kami mengatakan bahwa orang besar telah dilahirkan atau telah mati." Nabi saw. Bersabda,
فإنها لا يرمى بها لموت أحد ولا لحياته، ولكن ربنا تبارك وتعالى إذا قضى أمرا سبح حملة العرش، ثم سبح أهل السماء الذين يلونهم حتى يبلغ الخبر هذه السماء الدنيا فيحطف الجن السمع فيقذفون إلى أوليائهم، ويرمون بما جاءوا به على وجهه، ولكنهم يقذفون فيه فيزيدون.
"Bintang itu tidak dilemparkan karena kematian atau kelahiran seseorang, tetapi Rabb kita apabila memutuskan suatu perkara maka bertasbihlah para pemikul 'Arsy, kemudian penduduk langit yang ada disekitarnya pun bertasbih hingga berita ini sampai kelangit dunia, lalu jin mencuri dengar untuk disampakan kepada para wali (pendukung) mereka. Para wali syetan itu kemudian menyampaikan ramalan sesuai dengan apa yang mereka bawa itu, dan benar, etapi mereka telah menambahnya." HR. Muslim di dalam kitabus Salam dan Ahmad dalam Musnadnya.
Dan dari Aisyah ra. ia bewrkata, Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw. "sesungguhnya para tukang ramal (dukun) itu meramalkan sesuatu kemudian terjadi sesuai dengan yang diramalkan?" Nabi saw. Menjawab,
تلك الكلمة الحقّ يخطفها الجنّيُّ، فيقذفها في أذن وليه، ويزيد فيها مائة كذبة.
"Itu adalah kalimat yang benar yang dicuri oleh jin kemudian kemudian disampaikan ketelinga walinya kemudian dia menambahnya dengan seratus kebohongan." HR. Bukhary dalam kitabut Thibb Muslim dalam kitabus Salam Ahmad dalam Musnadnya dan Baihaqi dalam Kitabud Dala'il`
Jin mempunyai kemampuan mencuri berita-berita langityang berbicara tentang apa yang teradi akan terjadi di alam ini. Itu banyak terjadi sebelum bi'tsah(nabi diutus), setelah rasul saw. diutus langit dijaga ketat, sehingga kemampuan setan mencuri-curi pendengaran semakin menipis.[7]
- Perkembangan perdukunan dan peramalan di masa moderen
0 komentar:
Posting Komentar